Soal BLT kepada Karyawan Swasta, Ekonom : Sebenarnya Maksud Pemerintah Bagus
Sebenarnya maksud pemerintah bagus memberikan (Bantuan Langsung Tunai) BLT, hanya di sisi lain mungkin bapak-bapak itu kan tidak mengalami rumah tangga.

MONITORDAY.COM - Pemerintah terus berupaya memberikan perhatian kepada karyawan swasta dengan cara menggelontorkan bantuan. Adapun, bantuan ini pemerintah dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada karyawan swasta dengan gaji di bawah Rp 5 juta untuk membantu perekonomian masyarakat, khususnya menengah ke bawah.
Ekonom Universitas Terbuka, Dr. Etty Puji Lestari menilai sejauh ini penyaluran BLT cukup baik, tetapi ada hal yang mesti jadi catatan penting agar tetap dapat menekan resesi.
"Sebenarnya maksud pemerintah bagus memberikan (Bantuan Langsung Tunai) BLT, hanya di sisi lain mungkin bapak-bapak itu kan tidak mengalami rumah tangga. Ketika anak pada jaring semua jadi BLT yang seharusnya itu untuk konsumsi pokok, menjadi konsumsi untuk kuota, itu banyak terjadi," kata Etty dalam diskusi virtual Kopi Pahit bertajuk “Kalahkan Pandemi Hindari Resesi”, Minggu, (16/08/2020).
Lebih lanjut, Etty menjelaskan BLT merupakan penanganan pemerintah bagi pekerja atau karyawan swasta yang terimbas dari pandemi Covid-19, khususnya kalangan menenggah kebawah.
Sedangkan BLT tersebut dapat dibelanjakan untuk bahan pokok sehari-hari. Namun, ia menilai masih adanya kasus BLT itu tidak dibelanjakan.
"Nah BLT itu menyasar kalangan yang paling bawah terdampak nya itu paling besar misalnya mereka bekerja di sektor informal. Jadi BLT tersebut tidak dibelanjakan, seharusnya memang dibelanjakan kepada kebutuhan pokok, sehingga bisa setidaknya memperpanjang lah usia-usia untuk konsumsi, tapi ternyata tidak," ungkap Etty.
Disisi lain, Etty mengatakan data penerima BLT masih adanya tumpang tindih, bahkan tidak tepat sasaran seperti BLT diberikan kepada orang yang mampu.
"Kemudian database yang ada itu banyak juga yang tidak tepat sasaran, BLT diberikan kepada orang yang ternyata sudah bisa dikatakan mampu, dengan demikian maka BLT itu juga tidak dibelanjakan untuk keperluan tapi bisa juga kalau di kalangan mampu itu pasti ya kalau tidak masuk saveing itu juga dia untuk belanja barang-barang yang sifatnya tersiertersier," tuturnya.
Menurut Etty, Penyaluran BLT ini belum maksimal, perlu adanya evaluasi dan monitoring guna menekan resesi akibat pandemi Covid-19.
"Jadi BLT itu ya tidak maksimal pemerintah, sebenernya upaya pemerintah itu untuk menekan resesi itu dengan memberikan spending masyarakat untuk dia bisa konsumsi itu sudah bagus melalui BPJS Ketenagakerjaan karena apa mungkin di BPJS Ketenagakerjaan itu datanya lebih valid, mereka juga punya rekening yang valid datanya, tapi jangan lupa bawa perusahaan itu tidak semuanya juga jujur ketika entry data ke BPJS Ketenagakerjaan," ujar Etty.
Diketahui, seperti yang disampaikan pemerintah, penerima BLT ini hanya diberikan kepada karyawan swasta yang terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) dan masih aktif di program kepesertaan.