Soal Kartu Kuning Mahasiswa UI, Aktivis GEMA 77-78: Ini Menggembirakan

Syafril meyakini insiden kartu kuning Ketua BEM UI mampu menginspirasi mahasiswa lain

Soal Kartu Kuning Mahasiswa UI, Aktivis GEMA 77-78: Ini Menggembirakan
Ketua BEM UI memberikan 'kartu kuning' kepada Presiden Jokowi pada Acara Dies Natalis ke-68 UI, Jumat (2/2). (ist)

MONITORDAY.COM, Jakarta - Tokoh aktivis Gerakan Mahasiswa 1977-1978 (GEMA 77-78), Syafril Sjofyan mengapresiasi pemberian kartu kuning yang dilakukan mahasiswa UI terhadap Presiden Joko Widodo. Menurutnya, tindakan itu merupakan cara kreatif dan bagus dalam menyampaikan kritik kepada pemerintah.

 

"Ini merupakan suatu hal yang menggembirakan, kembalinya kepekaan mahasiswa terhadap permasalahan masyarakat," kata Syafril dalam pesan singkat kepada MONITORDAY.COM, Sabtu (3/2/2018).

 

Ia menjelaskan pada dasarnya, seseorang dinamakan "maha" siswa karena mereka terpilih dari jutaan usia muda yang tidak berkesempatan duduk di perguruan tinggi. "Mereka dididik berpikir sistematis, dinamis, analitis dan solutif, sehingga harapan rakyat bertumpu kepada mereka," imbuhnya.

 

Syafril melanjutkan, selama ini karena kondisi yang represif di kampus, mahasiswa tidak bisa mengabdikan kemampuan mereka kepada masyarakat. Dirinya meyakini atas keberanian mahasiswa yang memberi kartu kuning tersebut mampu memberikan inspirasi kepada mahasiswa dan kalangan muda lainnya.

 

"Seharusnya aktivitas seperti itulah yang harus mereka lakukan, mengkritisi pemerintahan Jokowi-JK, karena DPR RI yang diharapkan sudah kurang berfungsi," pungkasnya.

 

Sebagaimana diberitakan, Ketua BEM UI, Zaadit Taqwa mengacungkan buku berwarna kuning setelah Jokowi menyampaikan orasi ilmiah pada acara Dies Natalis ke-68 UI di Balairung, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2018). Zaadit sampai harus dihalau Paspampres akibat perbuatannya.