SMK Negeri 3 Malang: Mencetak Lulusan Handal Berjiwa Entrepreneur
Ada banyak bukti, bila SMK bukan penyumbang terbesar pengangguran.

MONDAYREVIEW.COM - Siapa tak tahu ‘Wadimor’, salah satu brand sarung khas Indonesia, yang mengakar kuat dalam keanekaragaman budaya Indonesia. Begitu kaya akan motif dan corak. Sangat terasa istimewa dan lebih sempurna ketika memakainya. Namun, tak banyak yang tahu, bila pendiri dan pemilik Sarung Wadimor, Bapak Muchsin adalah lulusan dari SMK Negeri 3 Malang.
Pun demikian dengan desainer cantik langganan para pesohor Vira Haddar, pernah pula merasakan bangku sekolah SMKN 3 Malang. Dari tidak tahu, menjadi tahu. Dari yang awalnya belum bisa memasukan benang ke dalam jarum, hingga menjadi desainer terkenal. Itulah Vira Haddar, berkat ketekunannya, ia sukses membangun brand busana dari Kota Malang.
Ada pula Ngestu, pengelola salon kecantikan ternama di Kota Malang, yang sukses meski awalnya belajar dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Ngestu paham betul apa arti kerja keras dan kesetiaan. Belajar tiada mengenal lelah di SMKN 3 Malang, lalu kerja selama 10 tahun di salah satu salon ternama di Kota Malang, hingga memutuskan untuk membuka usaha salon kecantikan secara mandiri, dan sukses.
Itulah kenapa jika saat ini ada anggapan bahwa alumni SMK menjadi penyumbang terbesar tingkat pengangguran di negeri ini, maka Muchsin, Vira, maupun Ngestu dan penerus mereka seperti Intan Sevti Wardani yang saat ini duduk di kelas XI Konsentrasi Tata Busana, dapat menjadi bukti bahwa anggapan itu keliru. Intan sendiri saat ini telah diminta sebuah perusahaan fashion untuk bekerja bila lulus nanti. Pun demikian dengan beberapa siswa lainnya.
Beberapa siswa telah menerima lamaran beberapa pengusaha tersebut, lainnya seperti juga Intan memilih untuk membuka usaha sendiri. Tekad kuat Intan memang bukan mimpi belaka, karena untuk saat ini saja, secara finansial Intan sudah tidak lagi bergantung pada orangtuanya.
“Kalau saya lulus inginnya saya buka usaha sendiri. Padahal di tempat industri saya sudah ditawarkan bekerja menjadi supervisor di sebuah perusahaan garmen. Saat ini, Intan sudah tidak tergantung orangtua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Selain memang ditanamkan di sekolah, jiwa entrepreneur Intan juga lahir dari keinginan kecilnya untuk mengubah penampilan ibunya. Menurut Intan, sang ibu sepertinya tak memiliki trend fashion yang bagus, dan seringkali memakai pakaian yang monoton.
“Ketika kelas 3 SMP, saya melihat ibu saya sering memakai baju yang itu-itu saja. Makanya saya jadi punya cita-cita untuk mengubah tampilan ibu saya. Lalu saya putuskan masuk SMK Negeri 3 Malang ini,” ujar Intan.
Seperti halnya Intan, Muhammad Iqbal Maulana juga bercita-cita membuka usaha fashion secara mandiri. Bedanya, Iqbal berencana bekerja terlebih dahulu di tempat industri. Barulah setelah betul-betul memiliki pengalaman yang cukup, Iqbal akan membuka usaha sendiri.
“Setelah lulus mau kerja ikut orang beberapa tahun, lalu 10 tahun kemudian saya akan buka usaha sendiri,” ujar murid laki-laki satu-satunya di kelas tata busana ini. [ ]