Sinergi SMK-Politeknik dan Sertifikasi Industri
Sekolah Menengah Kejuruan dengan Politeknik adalah pilihan tepat untuk meraih kesempatan kerja. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan terobosan baru. Mereka bakal menyinkronkan pendidikan SMK dengan jenjang Diploma Dua (D2) dan dunia industri.

MONDAYREVIEW.COM- Sekolah Menengah Kejuruan dengan Politeknik adalah pilihan tepat untuk meraih kesempatan kerja. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan terobosan baru. Mereka bakal menyinkronkan pendidikan SMK dengan jenjang Diploma Dua (D2) dan dunia industri.
Inovasi ini sedang dirancang agar pada 2021 bisa diluncurkan. Teknisnya, lulusan SMK bisa melanjutkan ke jenjang D2 yang nantinya bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti universitas maupun kampus politeknik. Demikian menurut Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto.
Jadi nanti satu kampus bisa menampung beberapa SMK. Misal lima sampai sepuluh SMK di satu kampus vokasi. Tapi tetap harus sejalur, SMK politeknik dengan vokasi politeknik misalnya. Ini adalah inovasi yang sedang kita rancang dan kita susun. Semoga batch angkatan pertama ini tahun depan bisa mulai. SMK bersinergi dengan perguruan tinggi, sekaligus dengan industri.
Ia menjelaskan program ini bersifat pilihan dan tak wajib. Sehingga mereka yang sudah siap bekerja bisa langsung lulus SMK. Sementara yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi bisa difasilitasi dengan program ini.
Jadi tidak ada lembaga baru. Kemendikbud ingin menginterkoneksikan lembaga yang ada, antara SMK digabung dengan perguruan tinggi. Bisa universitas, politeknik dan industri. Asal punya prodi tujuan sama.
Harapannya tahun depan bisa dirilis kepada masyarakat pembukaan pendaftarannya, sehingga tahun ajaran 2021 bisa jalan angkatan eksisting yang sekarang sudah kelas dua.
Untuk menyukseskan program tersebut, Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah menyusun dan mempersiapkan kurikulum, program magang hingga tenaga pengajar. Setidaknya ada lima langkah yang tengah disiapkan.
Pertama, pihaknya sedang melatih ribuan guru SMK dan dosen vokasi yang tersertifikasi industri. Kedua, kepala sekolah juga ikut dilatih untuk memberi pemahaman tentang memadukan vokasi dengan industri.
Ketiga, Dirjen Pendidikan Vokasi juga sedang merevitalisasi tujuh balai besar pengembangan dan penjaminan mutu vokasi. Balai ini bertugas melatih guru SMK dan bertugas mengawinkan lembaga pendidikan dengan industri.
Keempat, Bantuan pemerintah senilai Rp3,5 triliun untuk menikahkan lembaga pendidikan dengan industri. Di dalamnya ada program training juga. Kelima, kurikulum SMK kita susun yang baru sehingga lebih fleksibel, lebih adaptif dengan industri. Kita juga berikan porsi besar untuk SMK melakukan pendalaman kurikulum agar link and macth dengan dunia industri. Karena beda-beda tempat beda muatannya.
Pendidikan Vokasi sendiri adalah pendidikan yang mengacu pada penguasaan keahlian tertentu. Tentunya harus ada link and match antara SMK dan Industri atau Perguruan Tinggi Vokasi.
Pemerintah mendorong sinergi bersama antara SMK dan PT Vokasi, supaya siswa yang ingin melanjutkan ada wadah, yaitu Politeknik. Sebagai contoh sudah ada 14 SMK Muhammadiyah yang sepakat bersinergi dengan Politeknik untuk kemajuan persyarikatan dan manfaat bagi bangsa ini.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI "mengawinkan" Sekolah Vokasi dengan industri termasuk UMKM dengan tujuan mencetak lulusan unggul.
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, Ahmad Saufi mengatakan bagi peserta didik SMK bisa memperoleh pengalaman dan akan mendapatkan sertifikasi yang sesuai dengan bidangnya saat proses magang.
Meski begitu, ada tantangan yang dihadapi oleh Kementerian terkait dengan sinergi antara pendidikan Vokasi dan UMKM. Pertama bagaimana SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi sebagai suplai tenaga kerja, cocok dengan industri. Sebab menurutnya selama ini, tentu saja,pelaksanaan pendidikan masih terpaku di sekolah.
Kedua dengan rebranding, bagaimana meyakinkan calon peserta didik untuk mau belajar di sekolah vokasi. Menjadi pekerjaan rumah agar orang tua mau menyekolahkan anaknya di pendidikan vokasi.
Ia mencontohkan, salah satu contoh pendidikan vokasi yang telah bekerjasama dengan UMKM adalah Politeknik Negeri Pontianak fokus pada kerjasama di bidang IT dan ekonomi kreatif.
Selanjutnya adalah Sekolah Vokasi Universitas Airlangga, yang kita berikan suntikan dana agar memacu peningkatan kapasitas Care Giver.
Tak hanya itu, ada pula SMK yang juga sudah bersinergi dengan UMKM. Contohnya adalah SMK Pertanian di SOlo yang bekerjasama dengan perusahaan pembibitan melon. Nantinya, hasil pembibitan ini bisa dijual ke perusahaan.
Kemudian SMK di Semarang, ada SMK Pertanian yang juga sudah ditinjau yang juga kerjasama dengan perusahaan pembibitan. Hasil dari SMK tersebut diserap oleh UMKM di sana.
Dia berharap dengan adanya link and match antara pendidikan vokasi dengan UMKM bisa memberikan banyak manfaat bagi kedua belah pihak. Khususnya bagi peserta didik, UMKM bisa menjadi tempat untuk menyumbang ilmu.
Sementara untuk perusahaan menengah dan besar akan menjadi tempat magang yang baik bagi pendidikan vokasi.