AS Ingin Pembicaraan Dagang dengan Cina Dipercepat

Tarik-ulur dalam pembicaraan dan implementasi kesepatan untuk menekan potensi Perang Tarif sebagai agenda utama Perang Dagang terus berlangsung. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin telah mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan Cina kemungkinan akan melanjutkan pembicaraan perdagangan tingkat menteri lebih awal.

AS Ingin Pembicaraan Dagang dengan Cina Dipercepat

MONDAYREVIEW.COM – Tarik-ulur dalam pembicaraan dan implementasi kesepatan untuk menekan potensi Perang Tarif sebagai agenda utama Perang Dagang terus berlangsung. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin telah mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan Cina kemungkinan akan melanjutkan pembicaraan perdagangan tingkat menteri lebih awal.

AS pekan lalu menaikkan bea terhadap kurang-lebih setengah dari semua impor Cina, senilai 200 miliar dolar, karena pembicaraan perdagangan antara kedua pihak gagal mencapai kesepakatan. Demikian dilaporkan Kantor Berita NHK Jepang baru-baru ini.

Berbagai media internasional juga melaporkan bahwa Cina telah merespons dengan menaikkan tarif hingga 25 persen pada barang-barang AS senilai 60 miliar dolar. Tampaknya tidak ada akhir yang terlihat pada tarif ‘tit for tat’ atau gayung bersambut. Sebuah strategi ekonomi yang diadopis dari teori permainan untuk mencapai kesepakatan dagang.

Terhadap latar belakang ini, Mnuchin mengatakan kepada anggota parlemen di sidang subkomite Alokasi Senat pada hari Rabu bahwa ia berharap untuk mengunjungi Beijing dalam waktu dekat untuk melanjutkan diskusi.

Pada saat yang sama, ia mengakui bahwa kesepakatan tidak ada di ujung jalan, dengan mengatakan "masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

Pemerintahan Trump telah mulai menerapkan aturan yang diturunkan dalam sejumlah kebijakan prosedural untuk mengenakan tarif lebih tinggi pada hampir semua barang Cina, dalam upaya nyata untuk menarik konsesi dari Beijing.

AS kemungkinan akan menyelesaikan langkah-langkah sebelum Trump mengadakan pembicaraan dengan Presiden Cina Xi Jinping di sela-sela pertemuan G20 di Jepang pada akhir Juni.

Perhatian difokuskan pada apakah akan muncul suatu terobosan untuk kebaikan dan keuntungan bersama. Tidak hanya bagi AS dan Cina, juga bagi ekonomi dunia.