Setara Institute Ungkap PR Besar Kapolri Idham Aziz

Pembenahan internal kepolisian jadi PR Kapolri.

Setara Institute Ungkap PR Besar Kapolri Idham Aziz
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Kapolri Jenderal Idham Azis/Net

MONITORDAY.COM - Direktur Riset Setara Institute, Halili mengatakan, pembenahan internal kepolisian menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Kapolri Jenderal Idham Azis.

Hal ini dikatakannya, mengingat adanya sejumlah anggota kepolisian yang terpapar radikalisme, mulai dari Brigadir K di Jambi pada tahun 2018 hingga Bripda NOS yang dua kali ditangkap pada tahun 2019.

"Maka mendesak bagi Kapolri untuk melakukan audit tematik dalam jabatan atas petinggi dan anggota serta screening ideologis dalam rekruitmen di lingkungan internal kepolisian," kata Halili dalam diskusi 'Kapolri Baru: Agenda Penanganan Ancaman Terhadap Negara Pancasila' di Jakarta, Kamis (7/11/2019) kemarin.

Ia juga memaparkan, berdasar data laporan riset kebebasan beragama dan berkeyakinan yang dilakukan Setara Institute dalam 12 tahun terakhir menunjukkan kepolisian menjadi salah satu aktor negara yang menonjol dalam pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. 

Setara mencatat, kepolisian menjadi pelaku dalam 480 tindakan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Karena itu ia mengingatkan supaya Kapolri Jenderal Idham Azis untuk melanjutkan reformasi dan memperkuat kapasitas internal kepolisian. Hal ini penting, terutama menyangkut perlindungan terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan.

"Dalam konteks ini, aparat kepolisian menampilkan anomali dan paradoks yang serius, Di satu sisi, kepolisian sebagai aparatur negara, yang dalam disiplin HAM disebut pemangku kewajiban (duty bearer), mestinya menjadi pelindung hak warga negara atas kebebasan beragama/berkeyakinan, namun faktanya kepolisian termasuk pelanggar aktual yang menonjol, di samping pemerintah daerah," tandas Hailli.