Peneliti LIPI: Perlu Capres Alternatif Untuk Cegah Pembelahan dan Konflik Politik

Alternatif Capres ketiga diperlukan untuk mencegah adanya pembelahan politik dan rawan konflik akibat pilpres.

Peneliti LIPI: Perlu Capres Alternatif Untuk Cegah Pembelahan dan Konflik Politik
Syamsudin Haris/Net

MONITORDAY.COM - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsudin Haris menyebut harus ada alternatif capres ketiga untuk mencegah terjadinya pembelahan politik dan konflik akibat pilpres. Hal ini dikatakan Syamsudin ketika menanggapi kabar yang beredar bahwa pada pilpres mendatang hanya akan ada dua calon yaitu Jokowi dan Prabowo.

“Bagaimana pada pilpres mendatang tidak berdampak pada pembelahan politik makanya harus ada poros ketiga,” ujar Syamsudin, dalam diskusi yang digelar ICW dan Perludem, bertajuk ‘Pencalonan Pilpres 2019: Menantang Gagasan Anti Korupsi dan Demokrasi’, di Kantor ICW, Jakarta Selatan, Selasa (6/5/2018).

Syamsudin menuturkan, jika melihat aturan ambang batas pencalonan yang sudah ditetapkan yaitu 20 persen dari kursi DPR, dan 25 persen dari suara sah nasional, maka poros ketiga yang potensial yaitu dari Demokrat, Agus Harumurti Yudhoyono. Menurutnya, AHY mempunyai peluang untuk memenuhi itu.

Meski demikian, Syamsudin menyatakan bahwa ada juga beberapa yang yang potensial untuk membentuk poros ketiga, guna mencegah adanya konflik akibat Pilpres.

“Seperti Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, Airlangga Hartarto, dari Kabinet ada Menteri Basuki Hadimuljono, Sri Mulyani, Menteri Susi Pudjiastuti, dari elemen tokoh masyarakat ada Mahfud MD, anaknya Gusdur Yeni Wahid, Haedar Nashir” terang Syamsudin.

[Fsm]