PPP Khittah Nyebrang Ke PBB, Arsul Sani: Realistislah, Jangan Ajak Kader PPP 'Berdelusi Kebesaran'
Sejumlah elit dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menamakan diri sebagai PPP Khittah memutuskan merapat ke Partai Bulan Bintang (PBB) sebagai wadah berpolitik.
MONITORDAY - Sejumlah elit dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menamakan diri sebagai PPP Khittah memutuskan merapat ke Partai Bulan Bintang (PBB) sebagai wadah berpolitik. Langkah tersebut diambil lantaran kondisi PPP saat ini dianggap mengkhawatirkan.
Salah satu penggagas PPP Khittah, Ahmad Yani mengklaim gerakan ini diinisiasi oleh para senior dan kader dari dua kubu yang berseteru yakni kubu Romahurmuziy dan Djan Faridz yang ingin mengembalikan kemurnian visi dan misi berpolitik sesuai landasan keislaman.
Sekretaris Jenderal PPP, Arsul Sani menanggapi dingin langkah massa PPP Khitah tersebut. Menurutnya, hal tersebut sudah sering terjadi pada partai politik dan juga merupakan hak setiap rakyat untuk menentukan pilihan partai politiknya.
"PPP hormati hak setiap orang untuk pindah partai, termasuk orang-orang yang sebelumnya merupakan kader PPP," katanya kepada Monitorday.com di Jakarta, Selasa (17/04).
"Kami yang di PPP memandang kepindahan mereka yang pernah jadi kader PPP adalah bukan hal yang luar biasa, karena hal yang sama juga terjadi pada banyak partai politik lainnya," tambahnya.
Sebagai Pengurus PPP, menurut dia, hal yang terpenting yakni mengajak para mantan Kader PPP untuk kembali masuk dan membesarkan Partai berlambang Ka'bah baik melalui silaturahim dengan tokoh senior atau pun berkomunikasi dengan para mantan kader tersebut.
"Bagi kami yang menjadi pengurus yang penting kewajiban untuk menawarkan kepada mantan kader tersebut untuk masuk ikut mengurus dan membesarkan PPP telah kami lakukan, baik dengan komunikasi langsung maupun komunikasi via tokoh-tokoh senior PPP lainnya," ungkapnya.
Anggota Komisi III DPR ini menilai bahwa alasan yang dilontarkan masa PPP Khitah terlalu mengada-ada dan hanya untuk menarik simpati masyarakat.
"Soal alasan-alasan yang mereka sampaikan ya bagi kami kan sekedar biar menarik simpati saja. Mereka kan politisi, jadi kalau melakukan move kan perlu alasan yang diperkirakan akan menarik perhatian," sindirnya.
Dia pun menyarankan kepada para politisi tersebut untuk tidak terjangkit delusi kebesaran (delusion of grandeur), seakan-akan mampu membawa masa sampai jutaan.
"Kami hanya ingin menyarankan siapa saja agar tidak terjangkit penyakit psikologis "waham kebesaran" yakni merasa mampu membawa jutaan pemilih PPP ikut ke parpol barunya, apakah itu ke PBB atau yang lainnya," ujarnya.
Menurut dia, para pemilih PPP tidak semudah yang dibayangkan akan bisa dibawa-bawa ke parpol lain, karena Kader PPP berideologi kuat.
"Meski bisa jadi mereka tidak setuju dengan suatu kebijakan DPP, tapi jangan bermimpi terus mereka akan meninggalkan PPP, apalagi ke partai yang juga belum jelas prospeknya akan lolos ambang batas parlemen (parliamentary treshold) atau tidak," katanya.
Dia menegaskan, konstituen PPP tentu akan berpikir berkali-kali dalam memilih partai yang sudah dua kali tak lolos Pemilu apalagi suaranya cenderung menurun.
[Mrf]