Semangat Membangun Negeri Nyai Ahmad Dahlan
Nyai Ahmad Dahlan membuka asrama dan sekolah-sekolah putri dan mengadakan kursus-kursus pelajaran Islam dan pemberantasan buta huruf bagi kaum perempuan.

MONDAYREVIEW.COM – Setelah pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan difilmkan pada tahun 2010, pada tahun 2017 terdapat sinema ‘Nyai Ahmad Dahlan’. ‘Nyai Ahmad Dahlan’ merupakan film drama-biopik Indonesia yang disutradarai oleh Olla Atta Adonara. Fim biopic ini tentang Siti Walidah atau dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan, istri dari pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.
Siti Walidah (diperankan oleh Tika Bravani) mendapat pendidikan agama yang baik sejak dini. Orang tuanya merupakan pejabat agama di Keraton Yogyakarta. Dikarenakan alasan adat yang ketat, setiap anak perempuan dalam lingkungan Keraton Yogyakarta harus dipingit di rumah hingga datang saatnya untuk dirinya menikah. Siti Walidah memang tidak pernah mengenyam pendidikan umum kecuali pendidikan agama yang didapat dari ayahnya.
KH Ahmad Dahlan merupakan sosok lelaki yang berpikiran maju dan mendukung istrinya untuk bersama membangun bangsa. Duet suami-istri ini ikut membesarkan Muhammadiyah. Sementara itu Nyai Ahmad Dahlan merupakan sosok yang memiliki pergaulan luas dengan para tokoh pemimpin bangsa yakni Jenderal Sudirman, Bung Tomo, Bung Karno, Kyai Haji Mas Mansyur, dan lainnya.
Nyai Ahmad Dahlan merupakan perempuan pertama yang pernah memimpin Kongres Muhammadiyah tahun 1926. Nyai Ahmad Dahlan juga yang menginisiasi berdirinya organisasi Aisyiyah. Organisasi Aisyiyah melakukan upaya untuk memajukan perempuan agar bermanfaat untuk keluarga, bangsa dan negara.
Nyai Ahmad Dahlan juga membuka asrama dan sekolah-sekolah putri dan mengadakan kursus-kursus pelajaran Islam dan pemberantasan buta huruf bagi kaum perempuan. Ia juga mendirikan rumah-rumah miskin dan anak yatim perempuan serta menerbitkan majalah bagi kaum wanita.
Ketika penjajah Jepang masuk ke Indonesia, Nyai Ahmad Dahlan melakukan perlawanan dengan melarang warga menyembah dewa Matahari dan mendirikan dapur umum bagi para pejuang.
Nyai Ahmad Dahlan wafat pada tanggal 31 Mei 1946 pada usia 74 tahun. Untuk menghormati jasa-jasanya Nyai Ahmad Dahlan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 1971.