Sejumlah Sekolah Dasar Dilaporkan Jadi Klaster Covid-19, IDI: Jangan Buru-buru Sabar

MONITORDAY.COM - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah diselenggarakan di sejumlah daerah, seiring menurunnya angka penularan Covid-19 di Tanah.
Namun, dengan dimulainya kembali PTM, tidak sedikit yang mencatat terjadinya klaster baru di lingkungan sekolah.
Berdasarkan data dari Kemendikburistek per 20 September 2021, dari 46.500 sekolah, sebanyak 2,8 persen atau 1.296 sekolah yang melaporkan adanya klaster Covid-19.
Mengetahui hal ini, Ketua Dewan Pertimbangan PB IDI, Zubairi Djoerban pun angkat bicara.
Melalui akun Twitter miliknya, Zubairi mengatakan, lebih mengkhawatirkan siswa berusia di bawah 12 tahun yang berisiko terinfeksi sebab masih belum mendapatkan perlindungan vaksin.
"Ini yang dikhawatirkan. Apalagi siswa di bawah 12 tahun --yang akan menghadapi peningkatan risiko infeksi tanpa perlindungan vaksin," cuit Twitter @ProfesorZubairi sebagaimana dikutip, Kamis (23/9/2021).
Selain itu, ia juga berharap kepada pemerintah merancang formla untuk mengantisipasi hal tersebut, sehingga fasilitas kesehatan nantinya tidak akan dibanjiri oleh anak-anak.
"Semoga kita punya mitigasi untuk ini sehingga fasilitas medis tidak dibanjiri anak-anak. Jangan buru-buru. Sabar," ujar Zubairi.
Diketahui, jumlah terbanyak terjadinya klaster Covid-19 di lingkungan sekolah yaitu berada di Sekolah Dasar (SD) sebanyak 2,78 persen atau 581 SD.
Untuk klaster Covid-19 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 241 sekolah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 107 sekolah.
Dari 581 klaster di lingkungan Sekolah Dasar (SD), sebanyak 3.174 guru dan tenaga kependidikan positif Covid-19, sementara siswa yang positif sebanyak 6.908 orang.