Sejumlah Negara Pernah Memindahkan Ibukota. Ini Dia Alasannya!

MONITORDAY.COM - Ada gula ada semut. Ibukota negara sebagaimana kota-kota besar lainnya selalu menarik minat orang untuk datang. Mereka berharap mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Hal itu sering menimbulkan persoalan sendiri. Ibukota menjadi padat dan tidak memiliki daya dukung yang cukup untuk memenuhi hajat hidup warganya.
Ibu kota pemerintahan adalah cermin dari wajah sebuah negara. Ibukota yang tertata rapi, memiliki daya dukung yang cukup bagi warganya, dan memiliki fasilitas publik yang memadai sangat penting artinya bagi penyelenggaraan pemerintahan. Sebaliknya dengan ibukota yang kumuh akan memberikan gambaran bahwa tentang katidakmampuan mengelola, lemahnya kepemimpinan, rendahnya disiplin, dan kesenjangan sosial ekonomi yang menganga.
Sebelum Indonesia menggagas pindah ibukota sudah ada beberapa negara memindahkan ibukota mereka. Mayoritas alasannya adalah kepadatan ibukota lama. Daya dukung ekologi sebuah kota sangat penting cara sangat penting. Biasanya ibukota menjadi magnet urbanisasi. Sehingga kota menjadi padat dan tidak lagi memiliki daya dukung yang cukup.
India juga memindahkan ibukotanya dari Kolkata ke New Delhi pada tahun 1931 alasannya dilatarbelakangi oleh faktor politik dan ekonomi. Hal itu terjadi di era kolonial saat India masih menjadi negara jajahan Inggris Raya.Kolkata adalah pusat gerakan kemerdekaan India . Setelah kemerdekaan pada tahun 1947, Kolkata, yang pernah menjadi pusat perdagangan, budaya, dan politik India, mengalami beberapa dekade kekerasan politik dan stagnasi ekonomi. Sementara New Delhi menjadi salah satu kota paling berkembang di dunia. Udara di New Delhi relatif kotor. Hujan jarang turun di kota ini sehingga kualitas air juga kurang bagus.
Sementara pada tahun 1960 Brazil memindahkan ibukotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia dengan alasan kepadatan penduduk dan tingkat kemacetan yang sangat tinggi di Rio. Hingga kini ibu kota lama Brazil tersebut masih sangat populer menjadi salah satu destinasi wisata dunia. Festival paling megah berlangsung di Rio de Janeiro. Setiap tahun jutaan orang mengunjungi kota tersebut. Sementara Brazilia yang pada awal pembentukan ibukota hanya dihuni 140.000 penduduk kini berjumlah 2,6 juta warga.
Di tahun 1991 Nigeria memindahkan ibukotanya dari Lagos ke Abuja. Alasannya Lagos merupakan kota yang terlalu padat. Bahkan merupakan salah satu kota paling 'sumpek' di sub-Sahara Afrika. Pemerintah Nigeria juga melihat bahwa Abuja merupakan lokasi yang lebih strategis sehingga ibukota baru layak untuk didirikan di kota tersebut. Dan yang terpenting kota ini dipandang lebih netral baik dari sisi etnis maupun politik.
Myanmar atau yang dulu namanya Burma baru memindahkan ibukotanya pada tahun 2005 yang lalu. Mereka memindahkan ibukota dari Yangon ke Naypidaw dengan alasan lokasi ibu kota baru yang lebih strategis. Dan Kazakhstan memindahkan ibukota dengan pertimbangan letak geografis ekonomi dan ekologi dari Alma Ata ke Astana. Mereka memindahkannya pada tahun 1997 silam.
Dari beberapa contoh di atas kita bisa melihat bahwa alasan perpindahan ibukota adalah faktor daya dukung ekologis, ekonomis, dan pertimbangan politik. Ketika aspek itu selalu muncul, yang satu itu lebih menonjol dibandingkan yang lain pada masing-masing negara. Yang jelas memindahkan ibukota tak semudah membalik telapak tangan. Membutuhkan pertimbangan yang sangat matang meskipun lebih banyak didasarkan pada kalkulasi jangka panjang. Setidaknya dibutuhkan 15-20 tahun untuk membangun infrastruktur fisik di ibukota.
Indonesia harus belajar dari apa yang terjadi pada proses pemindahan ibukota negara-negara di atas. Pemindahan sebuah ibukota tentu membutuhkan biaya yang besar. Walaupun pembangunan ibukota negara yang baru juga menjadi salah satu pemicu perekonomian dan investasi. Dampak lingkungan dari ibukota negara yang didirikan di sebuah lokasi yang tadinya relatif terbuka dan dan tidak dihuni tentu menjadi salah satu pertimbangan penting juga. Sementara ibu kota lama tetap harus diperhatikan agar mampu menyelesaikan persoalan-persoalan penting di masa depan.