Sejarah Hajar Aswad
Alkisah, Nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah Swt. untuk membangun ka’bah yang sudah rusak.

Ruangsujud.com - Alkisah, Nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah Swt. untuk membangun ka’bah yang sudah rusak. Bersama anakanya, Ismail, ia bekerja keras melaksanakan tugas mulia itu. Ismail membantu mengumpulkan batu-batu dari gunung dan berbagai perkakas yang dibutuhkan. Sepanjang hari Nabi Ibrahim dan anaknya bekerja tak kenal lelah. Siang hari beristirahat sejenak, kemudian bekerja lagi sampai sore. Esoknya melanjutkan pekerjaan itu. Demikianlah yang mereka lakukan hingga pekerjaan itu terselesaikan.
Namun setelah Nabi Ibrahim mengamati bangunan itu, ia merasa masih ada yang kurang. Nabi Ibrahim berkata: kepada Ismail: "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia." Ismail pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Ismail sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril yang menyerupai manusia datang memberikan sebuah batu yang cantik.
Setelah mendapatkan batu itu, Ismail bergegas memberikan batu itu pada Nabi Ibrahim. Betapa takjub dan kagum saat Nabi Ibrahim menerima batu itu. Ia pun bertanya,”Darimana kau dapat batu ini anakku?” Ismail menjawab,”Seseorang memberikan batu itu kepadaku.” Nabi Ibrahim berkata,”Anakku, tahukah engkau siapa yang memberikan batu itu? dia adalah malaikat Jibril.”
Nabi Ibrahim memasang batu itu pada tempatnya. Kemudian ia menciuminya diikuti oleh Ismail. Karena itulah sampai sekarang Hajar Aswad itu diciumi oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Ka’bah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak dapat menciumnya cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan saja. Ini adalah semata-mata napak tilas apa yang telah dilakukan Nabi Ibrahim. Dan Nabi Muhammad saw. juga melakukan hal itu. Karena itulah disunahkan mencium Hajar Aswad.
Umar bin Khatab berkata:
"Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)."