Sebelumnya Mengalami Penurunan, Kini Harga Telur dan Ayam Berangsur Naik Kembali

Memang masih ada sebagian wilayah kabupaten/kota yang masih di bawah harga acuan, yakni pada kisaran harga Rp 17.500 – Rp 18.000 per kg, namun trennya terus membaik menuju harga acuan.

Sebelumnya Mengalami Penurunan, Kini Harga Telur dan Ayam Berangsur Naik Kembali
Ilustrasi/ Net

MONITORDAY.COM - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita menuturkan di sentra produsen utamanya di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat tercatat kenaikan harga telur setelah sebelumnya anjlok. 

Lebih lanjut, Ketut mencontohkan, harga telur di sentra produsen 3 provinsi tersebut sempat anjlok hingga harga Rp 13 ribu per kilogram. Tetapi, per Selasa kemarin, rata-rata harga telur tingkat produsen di Jawa Tengah sebesar Rp 19 ribu per kilogram.

Adapun, harga rujukan Kementerian Perdagangan untuk telur ayam sebesar Rp 19 ribu sampai Rp 21 ribu per kilogram. 

"Memang masih ada sebagian wilayah kabupaten/kota yang masih di bawah harga acuan, yakni pada kisaran harga Rp 17.500 – Rp 18.000 per kg, namun trennya terus membaik menuju harga acuan,” kata Ketut dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/05/2020).

Sementara di Provinsi Jawa Timur, harga rerata telur tingkat produsen di provinsi sudah meningkat menjadi Rp 17.700 per kg. Namun, harga rerata di tingkat kabupaten/kota ada yang telah mendekati harga rujukan yaitu mencapai Rp 18.800 per kg.

Tren peningkatan harga juga tampak di Jawa Barat. Berdasarkan data pada tanggal (19/05/2020) lalu, harga rataan telur ayam ditingkat peternak mencapai Rp 18.200 per kg. Di tingkat kabupaten/kota, beberapa pun melaporkan telah mencapai harga Rp 19.200 per kg.

Terkait harga ayam di sentra peternakan beranjak naik sesuai dengan harga rujukan menurut Peraturan Menteri Perdagangan No 7 Tahun 2020.

“Sesuai arahan Bapak Mentan SYL(Syahrul Yasin Limpo) untuk terus memastikan produksi dan distribusi pangan, kita pantau terus laporan harga ini dari para petugas pelayanan informasi pasar (PIP) di daerah, juga dari laporan langsung peternak," jelasnya.

Sebelumnya, sudah dilaporkan bahwa peternak ayam mandiri perlahan dapat merasakan harga ayam hidup (live bird) yang baik. Malahan di sebagian daerah telah pantas harga rujukan pemerintah, yakni di tingkat peternak Rp 19 ribu sampai Rp 21 ribu.

Sementara itu, berkaitan peredaran telur infertil di sebagian daerah yang dianggap ikut serta berkontribusi kepada turunnya harga telur, Ketut menyebutkan bahwa pihaknya sudah mengirimkan surat nomor 28173/PK.020/F/04/2020 kepada para pimpinan perusahaan pembibitan ayam ras pada tanggal (29/04/2020) yang mengingatkan kembali bahwa penjualan telur tertunas (HE) dan telur infertil dilarang.