Satgas Nilai Perlu Kesadaran Kolektif Dalam Putus Penularan Virus

Satgas Nilai Perlu Kesadaran Kolektif Dalam Putus Penularan Virus
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 dr. Sonny Harry B Harmadi (Tangkapan Layar YouTube BNPB).

MONITORDAY.COM - Dalam menekankan penyebaran COVID-19 di Tanah Air perlunya kesadaran kolektif dari seluruh masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan juga tetap menghindari kerumunan.

Demikian disampaikan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, dr. Sonny Harry B Harmadi dalam Dialog bertajuk "Ibu sebagai Pilar Utama Menghadapi Pandemi" yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara daring, Rabu (6/1/2021).

Menurut dr. Sonny, dibutuhkan endurance atau daya tahan yang cukup, sebab tidak diketahui kapan pandemi ini akan berakhir. 

Berdasarkan hasil riset yang dipaparkan dr. Sonny, memakai masker dinilai sangat efektif untuk menghalau penyebaran aerosol uap mengandung virus yang keluar sampai sejauh dua meter dari mulut penderita COVID-19 ketika orang itu berbicara tanpa memakai masker.

"Kalau enggak pakai masker, pada jarak kurang dari dua meter kita kena. Kemudian kalau dia berteriak itu bisa memicu keluarnya droplet. Batuk juga bisa sampai dua meter. Bersin bisa sampai 6 meter," jelasnya.

Lebih lanjut, dr. Sonny menegaskan protokol memakai masker guna mencegah penyebaran virus apapun, apalagi COVID-19 sangat penting untuk dilakukan.

Maka dari itu, Satgas terus berupaya mengingatkan masyarakat bahwa dengan bersama-sama menjalankan protokol kesehatan, maka mata rantai penularan pandemi COVID-19 diharapkan akan segera diputus.

"Yang kita butuhkan adalah konsistensi. Jadi ketika kita lengah 1 menit, maka 23 jam 59 menit dalam satu hari itu bisa sia-sia," ucapnya.

Disisi lain, dr. Sonny optimis bahwa pandemi ini pasti berakhir. Menurutnya, smakin patuh kita secara kolektif terhadap protokol kesehatan, semakin cepat kita akan dapat menanggulangi pandemi COVID-19.