Saat Tim Kampanye Anies-Sandiaga Mengurai Ide Lewat Tulisan

Tulisan dari Pandji dan Eep juga kiranya membuka dialektika dan menempatkan politik di arena terbuka yang bisa dikritisi setiap saat.

Saat Tim Kampanye Anies-Sandiaga Mengurai Ide Lewat Tulisan
Menulis (The Discarded Image)

MONDAYREVIEW.COM – Sosok komedian Pandji Pragiwaksono tak hanya piawai mengocok perut via aksi stand up comedy-nya. Ia pun memiliki keterampilan menguntai kata melalui tulisan. Beberapa buku telah ditulisnya seperti Merdeka dalam Bercanda, Berani Mengubah, How I Sold 1000 CDs in 30 Days. Maka ketika Pandji memutuskan untuk mendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dia pun mengkampanyekan kandidat ini melalui tulisan.

Di akun Pandji.com, beragam tulisan menganalisa dilakukannya. Beberapa soal program kerja Anies-Sandi seperti OK-OTRIP, beberapa soal analisa kontestasi seperti pilihan para pemilih muda. Tulisan Pandji ini untuk kemudian viral. Tak hanya di kalangan pendukung Anies-Sandi, melainkan juga dibaca oleh para pendukung kandidat lainnya.

Sementara itu di majalah Tempo edisi 6-12 Maret 2017, Eep Saefulloh Fatah menuliskan kolom berjudul “Menangkap Angin Populisme di Jakarta”. Dalam artikel tersebut, Eep menjelaskan posisinya sebagai CEO dan Pendiri Polmark Indonesia, Pusat Riset dan Konsultasi Political Marketing; dan juga konsultan politik Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Eep sendiri telah dikenal memiliki rekam jejak dahulunya sebagai pengamat politik yang bernas. Tak hanya pandai menganalisa secara verbal, tulisan-tulisan dari alumnus Ilmu Politik Universitas Indonesia ini pun enak dibaca dan mampu mengurai politik dengan cerkas.

Rangkaian tulisan dari tim kampanye Anies-Sandi ini tentu merupakan sinyalemen positif bagi demokrasi dan perkembangan ranah penulisan. Sudah saatnya lanskap politik di era reformasi menjangkau via tulisan. Bagaimana ide-ide, analisa, dituangkan dalam bentuk tulisan.

Tulisan dari Pandji dan Eep juga kiranya membenderangkan program, ide, dan analisa dari pasangan Anies-Sandi. Mereka pun secara tegas menempatkan dirinya sebagai pendukung ataupun konsultan Anies-Sandi. Mereka tidak meremangkan diri, katakanlah sebagai pengamat yang seolah netral, namun preferensinya mendukung calon tertentu.

Tulisan dari Pandji dan Eep juga kiranya membuka dialektika dan menempatkan politik di arena terbuka yang bisa dikritisi setiap saat.