Rp1 Triliun Nutrisi Untuk Koperasi

Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar dana bergulir sebesar Rp1 triliun segera dikucurkan kepada koperasi yang terdampak covid-19

Rp1 Triliun Nutrisi Untuk Koperasi
Sumber gambar: antaranews.com

MONDAYREVIEW.COM – Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar dana bergulir sebesar Rp1 triliun segera dikucurkan kepada koperasi yang terdampak covid-19. Dana tersebut dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM. Pengucuran dana bergulir merupakan realisasi dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan pemerintah bersamaan dengan program penanganan Covid-19. Presiden mengatakan bahwa waktu yang tersisa semakin pendek dalam penyaluran dana kepada koperasi dan UMKM. Menurut presiden, jangan sampai koperasinya mati terlebih dahulu sebelum mendapatkan dana bergulir.

Menurut Jokowi, waktu yang tersisa tersebut adalah Juli, Agustus dan September. Jika berhasil dalam tiga bulan ini, maka tiga bulan setelahnya akan lebih mudah dilewati. Jokowi juga meminta penyederhanaan birokrasi penyaluran dana bergulir tersebut agar tidak terlambat dalam penyaluran. Selain dana bergulir, Jokowi juga menginstruksikan kepada seluruh menterinya untuk belanja APBN secepatnya.

Menurut Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, pihaknya telah menyiapkan 3 fase pemulihan koperasi. Fase pertama yakni program survival, dimana pihaknya telah melakukan restrukturisasi terhadap pinjaman mitra LPDB koperasi dan UMKM. Restrukturisasi diberikan dalam bentuk penundaan pembayaran angsuran dan jasa selama 12 bulan. Sampai saat ini, tercatat LPDB KUMKM telah menyalurkan dana bergulir kepada 40 koperasi mitra dengan jumlah dana Rp135,7 miliar.

Kedua, fase pemulihan ekonomi, yakni penyaluran dana tambahan sebesar Rp1 triliun dimana bantuan ini dikhususkan kepada koperasi dengan bunga 3 persen, menurun atau 1,5% flat. Penyaluran dana ini ditargetkan dapat menjangkau 4,8 juta UMKM anggota koperasi. Sampai saat ini, dana yang berhasil disalurkan sejumlah Rp381,4 miliar dalam bentuk penyaluran pinjaman atau pembiayaan baru. Rinciannya adalah untuk koperasi dengan pola konvensional sejumlah Rp210.8 miliar rupiah kepada 13 mitra, untuk koperasi dengan pola syariah sejumlah Rp109 miliar untuk 21 mitra.

Ketiga, fase program penumbuhan ekonomi, dimana Kemenkop UKM telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mempermudah akses pembiayaan koperasi dan UMKM serta pendampingan. Menurut pemerintah, koperasi bisa jadi mitra strategis penyaluran bantuan dana bergulir kepada UMKM. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan akan segera mengajukan penambahan dana bergulir kepada pemerintah. Pasalnya, alokasi Rp 1 triliun yang telah digelontorkan negara melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) dinilai kurang mencukupi.

Menurut Teten, usulan peningkatan bujet dana bergulir cukup beralasan. Sebab, sumber dana tersebut berasal dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang rencananya bakal bergulir hingga akhir kuartal III/2020. Padahal programnya sendiri PEN masih sampai September. Menkop UKM menambahkan, peningkatan bujet ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengakselerasi aktivitas pelaku usaha melalui koperasi.