Revolusi Akhlak Jangan Hanya Manis di Bibir

Akhlak yang baik tercermin dalam prilaku dan tutur kata yang baik

Revolusi Akhlak Jangan Hanya Manis di Bibir
Peneliti Maarif Institute, Endang Tirtana/Foto: Net

MONITORDAY.COM - Revolusi akhlak harusnya tidak sekedar manis di bibir. Revolusi akhlak harus dimaknai sebagai perubahan prilaku dari yang buruk menjadi prilaku yang baik. Demikian dikatakan Peneliti Maarif Institute, Endang Tirtana dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi di Jakarta, Senin (16/11/20).

"Indikatornya adalah menjadikan akhlak sebagai prilaku hidup bukan sekedar kata-kata, apalagi hanya untuk sekedar kepentingan memuaskan nafsu ketenaran di dalam diri," kata Endang.

Lebih lanjut Tokoh Muda Muhammadiyah ini menambahkan, akhlak yang baik tercermin dalam prilaku yang baik, tutur kata yang baik, menjaga hubungan yang baik dan selalu melakukan kebaikan-kebaikan dalam hidupnya.

Endang lantas menyitir istilah Buya Ahmad Syafii Maarif, yang menyebutkan keharusan adanya kesamaan kata dengan laku. Yakni, tidak sekedar mengajak tapi juga melakukan. Karena betapa besar kebencian Allah kepada seseorang yang hanya bisa berkata-kata tapi tidak melakukannya.

"Jika seorang Muslim masih gampang marah, menghina, mengolok-olok, mendendam,  mengadu domba dan menebar kebencian, maka sesungguhnya belum sempurna keimanannya dan kita tidak boleh menjadikannya sebagai tauladan walaupun secara sosial mereka memiliki gelar-gelar keagamaan, seperti gelar Habib atau Kiai," papar Endang.

Endang kemudian berharap, kisah-kisah keteladanan Rasulullah dapat dijadikan sebagai arus utama lisan dan laku umat untuk disyiarkan sampai kapanpun. Menurutnya, keluruhan pribadi dan akhlak Rasulullah SAW adalah keteladanan hidup yang harus  selalu menyala dalam hati dan laku setiap umat Muslim. 

"Apalagi di tengah menjamurnya tokoh-tokoh yang dijadikan panutan dan tuntunan tetapi bertentangan dengan prilaku-prilaku  yang dicontohkan Rasulullah," tandas Endang.