Resmi Diluncurkan, Haranova Diharap Jadi Solusi atas Permasalahan Data di Indonesia

Masalah pengelolaan data sudah menjadi masalah sejak lama, dan impian agar pengelolaannya bisa disatukan dalam sebuah musyawarah data sudah terjadi sejak lama, namun sering terbentur penguasaan teknologi dan ego sektoral.

Resmi Diluncurkan, Haranova Diharap Jadi Solusi atas Permasalahan Data di Indonesia
Bupati Trenggalek Muhammad Nur Arifin.

MONITORDAY.COM – HARA bersama Inovator 4.0 berkolaborasi meluncurkan sebuah gerakan pengelolaan data terdesentralisasi di Indonesia, berbasis teknologi blockchain atau rangkai-data, yang dinamai Haranova. Gerakan pengelolaan data pintar ini dinilai akan menjadi solusi alternatif bagi tumpang tindihnya data di Indonesia yang sudah lama terjadi, dengan mengajak semua pihak yang berkepentingan atas data dan pemanfaatannya. 

Launching Haranova dilakukan di Trenggalek dalam acara Trenggalek Innovation Festival pada Kamis (21/11), November 2019. Acara ini dihadiri oleh Budiman Sudjatmiko, Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Regi Wahyu CEO HARA, serta Bupati Trenggalek, Muhammad Nur Arifin. 

“Dengan pengelolaan data yang baik, menyeluruh, dan pada jangka panjang bisa diakses oleh semua orang, kami harapkan terjadi solusi yang bermanfaat bahkan di tingkat petani dan pedagang kecil. Merekalah yang paling berhak atas data yang selama ini dikumpulkan dari mereka sendiri,” ungkap Budiman Sudjatmiko, dalam keterangan tertulisnya.

Budiman mengatakan, masalah pengelolaan data sudah menjadi masalah sejak lama, dan impian agar pengelolaannya bisa disatukan dalam sebuah musyawarah data sudah terjadi sejak lama, namun sering terbentur penguasaan teknologi dan ego sektoral. 

“Keputusan impor produk pangan yang janggal, misalnya, dianggap sebagai hasil dari data yang tidak sinkron dan multi interpretasi di antara masing-masing instansi,” ujaranya.

Sementara Regi Wahyu mengatakan, dengan adanya teknologi, maka hal tersebut kini dimungkinkan. Setiap peserta bisa saja memiliki datanya sendiri-sendiri yang kemudian dibaurkan dan saling dimutakhirkan dengan keseluruhan data yang dikumpulkan dari keseluruhan gerakan. 

"Kami melihat potensi bahwa sebenarnya banyak orang di Indonesia menyenangi solusi musyawarah dan mufakat, itu sudah bagian dari budaya kita, yang cocok sekali dengan prinsip blockchain. Semakin banyak yang bergabung dalam gerakan ini, maka akan makin melengkapi data yang dikelola, dan makin besar juga manfaatnya untuk kita semua," terang Regi Wahyu.

Penandatanganan kerja sama antara Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dengan CEO HARA, Regi Wahyu, dan Ketua Umum Inovator 4.0, Budiman Sudjatmiko yang akan dilaksanakan pada acara Trenggalek Innovation Festival (TIF) menjadi langkah awal untuk merealisasikan terciptanya integrasi data pertanian.

TIF merupakan festival inovasi layanan publik terbesar yang pernah digelar di Kabupaten Trenggalek dengan mengedepankan inovasi yang dirancang oleh setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD). 

Acara ini turut dimeriahkan dengan adanya diskusi interaktif dan adanya pertunjukkan seni, budaya, dan hiburan rakyat yang juga dihadiri oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, serta Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Kirsten Bishop.

“Untuk bertransformasi di sisi pertanian, kita harus melakukan integrasi untuk menyambungkan informasi dari hulu sampai ke hilir. Data diambil, dikelola, dan dimanfaatkan oleh banyak orang secara demokratis. Melalui partner HARA, pemerintah kabupaten akan coba menyambungkan data agar menjadi informasi yang bermanfaat” ungkap Nur Arifin.

Kerja sama antara HARA, Inovator 4.0, dan Kabupaten Trenggalek dalam mengimplementasikan gerakan HARANOVA diharapkan dapat mengatasi permasalahan tumpang tindihnya data di Indonesia. Dengan itu, Kabupaten Trenggalek dapat menjadi preseden bagi seluruh wilayah di Indonesia dalam menciptakan integrasi data pertanian.