Raih Dua Emas di Kejuaraan Dunia, FKTI: Momentum Bangkitnya Karate Tradisional

Capaian ini juga bisa dijadikan momentum untuk membangkitkan kembali gairah Karate tradisional, setelah belum lama ini, dalam kompetisi yang digelar di Cheko, Indonesia juga mendapat medali emas.

Raih Dua Emas di Kejuaraan Dunia, FKTI: Momentum Bangkitnya Karate Tradisional

MONITORDAY.COM - Di saat perhatian publik tertuju pada atlet berprestasi di gelaran Sea Games Filipina, Indonesia menorehkan prestasi tak kalah membanggakan di kejuaraan dunia karate tradisional. Adalah Muhammad Isra Muhyidin dan Rizkya Destiawati Putri Asrori yang berhasil menyabet medali emas di kompetisi 20th World IKTF Karate Championship, di Brazil.

Kedua karateka asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu tampil gemilang di babak final nomor Kumite pada pada kompetisi yang digelar di Curitiba, Brazil, 2-8 Desember 2019 itu. Capaian ini tentunya sangat membanggakan, terutama bagi kedua atlet muda itu.

"Saya sangat bangga dan bersyukur dengan capaian ini. meskipun awalnya nggak nyangka karena peta kekuatan lawan keliatan sangat susah untuk dikalahkan.Tapi alhamdulillah dalam kesempatan ini saya bisa menjadi juara," tutur Muhammad Isra kepada wartawan, saat kedatangannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (10/12). 

Mahasiswa Universitas Islam Kalimantan (UNSIKA) ini menyatakan, gelar ini akan terus dipertahankan, dan mengupayakan untuk lebih baik lagi kedepan. Ia bertekad akan terus berlatih lebih keras untuk menghadapi kejuaraan-kejuaraan yang akan datang. "Saya rasa masih banyak yang kurang, jadi terus berlatih untuk kompetisi kedepan," tegas Isra.

Sementara Destiawati menyatakan, gelar juara ini dipersembahkan untuk semua pihak yang telah mendukung penuh dirinya hingga mendapat juara. Menurutnya, gelar juara ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri karena bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di ajang internasional. 

"Gelar ini kupersembahkan untuk semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan saya terutama keluarga, pelatih, tema-teman, warga banjarmasin, dan juga kepada Indonesia. Gelar ini menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi saya," ungkapnya.

Desti, yang merupakan siswa SMKN 2 Banjar Baru ini mengaku, telah meluangkan waktu untuk berlatih keras dalam mempersiapkan kejuaraan ini. Ia menyatakan, kerja kerasnya itulah yang kemudian membuahkan hasil dan bisa mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. "Karena itu, kedepan saya akan terus berlatih agar bisa meningkatkan prestasi di kejuaraan-kejuaraan selanjutnya," tandasnya. 

Sementara itu, Sekjen Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) Eben Heizer Sembiring menyatakan, gelar juara ini merupakan sebuah pencapaian yang membanggakan bagi Federasi. Menurutnya, capaian ini juga bisa dijadikan momentum untuk membangkitkan kembali gairah Karate tradisional, setelah belum lama ini, dalam kompetisi yang digelar di Cheko, Indonesia juga mendapat medali emas. 

"Ini menjadi awal kebangkitan kembali FKTI, karena tolak ukurnya adalah kompetisi dunia. dan juga seperti kita kita tahu, beberapa waktu lalu kita juga mendapat juara di kompetisi eropa," ungkapnya. 

Apalagi, di tengah berlangsungnya kejuaraan dunia itu, Indonesia kembali dinyatakan menjadi anggota dari organisasi Karate tradisional dunia ITKF (Internasional Traditional Karate Federation), setelah beberapa tahun absen. Menurut Eben, hal itu semakin menguatkan tekad FKTI untuk terus menggelorakan semangat Karate tradisional ke seluruh daerah di Indonesia.

"Kehadiran Indonesia di organisasi dunia ini memang diharapkan banyak negara, karena melihat potensi dan talenta yang luar biasa. Jadi momentum ini diharap bisa menghidupkan semangat yang menjalar ke daerah-daerah, dan kita sekarang bangkit kembali," tegasnya. 

Karena itu, Eben menyatakan, pihaknya kedepan terus berkomitmen untuk memajukan karate tradisional di Indonesia. Ia menegaskan akan terus mengupayakan peningkatan kualitas karateka di semua kategori yang dilombakan. 

"Kalau saat ini kita bisa juara di nomor Kumite, kedepan berarti tugas kita untuk meningkatkan kualitas di nomor Kata dan Embu. Ini menjadi komitmen FKTI untuk terus memajukan Karate tradisional di Indonesia," pungkasnya.