Punya Sistem Kesehatan Memadai, Belgia Tetap Kewalahan Hadapi Corona

Seperti di Korea Selatan, Belgia adalah salah satu negara yang mengandalkan data untuk mengontrol penyebaran virus korona. Sempat keteteran, namun berangsur saat ini mulai bisa dikendalikan.

Punya Sistem Kesehatan Memadai, Belgia Tetap Kewalahan Hadapi Corona
TIm Medis MSF saat melakukan pengecekan tempat isolasi pasien covid-19 di Belgia/Msf.

MONITORDAY.COM - Belgia atau Kingdom of Belgium merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki sistem kesehatan yang yahud. Ada banyak rumah sakit yang menyediakan perawatan berkualitas dan sejumlah besar staf medis profesional disana.

Lebaga riset dan konsultan dunia, Ipsos dalam salah satu surveinya bahkan menyebut, jika Belgia bertengger di 5 besar negara dengan kualitas pelayanan kesehatan yang prima. Rerata warganya menyatakan puas dengan pelayanan kesehatan di Belgia.

Dengan kondisi seperti itu, orang pun mungkin berasumsi jika Belgia akan lebih mudah dan siap menghadapi pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). Namun laporan MSF (Medecins Sans Frontieres) menyebutkan bahwa Belgia tidak cukup terbiasa menghadapi situasi wabah besar.

“Ketika kami tiba, ada sejumlah besar pasien, dan jumlahnya meningkat setiap hari,” kata Stepen Goetghebuer, koordinator MSV-19 MSF di Kota Mons.

Epidemi Covid-19

Situs Worldometer per tanggal 10 April 2020 menyebutkan, jika total kasus corona virus di Belgia telah mencapai 24,983 kasus. Dengan angka itu, Belgia menjadi negara peringkat kesepuluh tertinggi kasus koronanya.

Pandemi virus korona di Belgia pertama kali dikonfirmasi pada 4 Februari 2020, ketika satu dari sembilan warga Belgia yang pulang dari Wuhan dinyatakan positif terkena virus Covid-19. Hasil itu diperoleh setelah kesembilan orang orang itu menjalani tes di Rumah Sakit Militer di Distrik Neder-Over-Hembeek di Brussel.

Penularan di Belgia kemudian dikonfirmasi awal Maret di masa akhir liburan sekolah, dan disebut ketika banyak turis domestik yang kembali dari melihat karnaval di Italia Utara. Setelah itu, Maret-April 2020, penyebaran pun mengarah pada epidemi di hampir 10 provinsi di negara ini.

Situasi makin emosional, karena seorang anak perempuan berusia 12 tahun di Belgia dikabarkan meninggal akibat terinfeksi virus corona. Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh pihak Kementrian Kesehatan setempat. Seperti dilansir CNN, pasien belia itu meninggal pada Senin (30/3/2020).

“Ini merupakan hal yang sangat emosional, karena ini menimpa seorang anak, dan ini juga menimpa anggota medis dan pakar ilmiah,” kata Jubir Pemerintah untuk penanganan virus corona, Emmanuel Andre.

Peristiwa ini juga menjadi kasus kematian akibat virus corona pertama yang menimpa kalangan anak-anak di negara tersebut. “Ini merupakan peristiwa yang langka,” kata Emmanuel.

Jubir pemerintah lainnya, Steven Van Gucht menerangkan jika pasien tersebut sempat mengalami demam selama tiga hari sebelum meninggal.

Melawan Corona dengan Data

Belgia mengikuti jejak negara tetangganya di Eropa seperti Italia dan Perancis untuk memberlakukan kebijakan pembatasan perlintasan (lockdown) terhitung sejak Rabu (18/3) siang. Aturan ini berlaku hingga 5 April 2020 untuk menekan penyebaran virus corona.

Seperti di Korea Selatan, Belgia adalah salah satu negara yang mengandalkan data untuk mengontrol penyebaran virus korona. Untuk hal ini, Pemerintah Belgia memberikan mandat kepada Dalberg Data Insight untuk memimpin gugus tugas pengumpulan data Covid-19.

Caranya adalah dengan melakukan pemantauan lalu lintas komunikasi dari tiga operator telephon di Belgia. Tujuannya untuk memahami tren mobilitas manusia sepanjang pemberlakuan kebijakan lockdown dan mengevaluasi resiko peningkatan infeksi corona.

Founding dan Senior Project Manajer Dalberg Data Insight, Rositsa Zaimova menuturkan dalam artikelnya di WEFORUM.ORG, mengatakan, jika dengan menggunakan data Belgia dapat menurunkan tingkat mobilitas manusia hingga 54 persen. Lebih lanjut, Belgia pun dapat menganalisa penyebab peningkatan kasus di beberapa daerah, terutama kasus impor dari daerah lain.

Ya, salah satu dasar penting untuk mengambil keputusan di masa pandemic seperti saat ini adalah ketersediaan data. Wawasan tentang pencegahan, mobilitas populasi, penyebaran penyakit, dan ketahanan orang maupun sistem kemudian menjadi penting untuk untuk mengatasi virus.

Dengan data, kita bisa tahu lebih detail dimana virus ini akan menyebar lebih cepat, daerah mana yang harus kita perketat mobilitas orangnya untuk menghindari pandemic, atau komunitas mana yang paling rentan terpapar virus korona.

Dan kini, seiring mulai melandainya kurva pandemi korona, yang ditandai dengan meningkatnya angka kesembuhan hingga 5,164 kasus, Belgia pun mulai mengakhiri kebijakan lockdownnya secara bertahap.

Toko peralatan medis dan telekomunikasi sudah mulai dibuka kembali di Belgia, meski pun dengan beberapa pembatasan yang tetap dilakukan berupa pelayanan kepada satu pelanggan dalam satu waktu dan dengan janji terlebih dahulu.

Keluarga atau orang yang tinggal dalam satu rumah sudah diperbolehkan keluar dan tidak diharuskan melakukan physical distancing. Namun, pedoman sosial distancing tetap harus dilakukan jika melakukan tamasya dengan seseorang yang tinggal di rumah yang berbeda.