PSI Sayangkan Kubu Prabowo Sebut Pembebasan Abu Bakar Baasyir Untuk Kepentingan Politik

Pembebasan tanpa syarat terpidana terorisme Abu Bakar Ba’asyir dinilai oleh beberapa pihak sarat akan kepentingan politik Jelang Pilpres. Anggapan ini disayangkan oleh Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli.

PSI Sayangkan Kubu Prabowo Sebut Pembebasan Abu Bakar Baasyir Untuk Kepentingan Politik
Abu Bakar Baasyir.

MONITORDAY.COM – Pembebasan tanpa syarat terpidana terorisme Abu Bakar Ba’asyir dinilai oleh beberapa pihak sarat akan kepentingan politik Jelang Pilpres. Anggapan ini amat disayangkan oleh Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli.

Dia mengatakan, pembebasan Abu Bakar Ba'asyir adalah murni kasus hukum yang berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku. Karena kasus tersebut sudah sejak lama bergulir, jadi tidak ada kaitannya dengan Pilpres 2019.

"Pembebasan Abu Bakar Baasyir bukan kasus baru, yang artinya tidak bisa dikaitkan dengan kepentingan politik Pilpres 2019 seperti yang dituduhkan lawan-lawan Jokowi,” kata Guntur, dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/1).

Dia mengatakan, kasus pembebasan tersebut dilakukan karerna unsur kemanusiaan. Karena melihat kondisi fisik Abu Bakar Baasyir yang sudah tua dan sakit-sakitan. “Menurut Presiden Joko Widodo inilah yang disebut alasan kemanusiaan,” tuturnya.

Guntur mengatakan, kasus pembebasan ini bukan hanya sekali ini terjadi. Dia mencontohkan kasus mantan Ketua KPK, Antasari Azhar yang bebas dari tahanan setelah menjalani dua pertiga masa tahanannya.

Bedanya, kata Dia, Abu Bakar Ba'asyir akan bebas tanpa melalui mekanisme bebas bersyarat. Ba'asyir menolak mengajukan permohonan bebas bersyarat karena tidak mau meneken surat setiap pada NKRI sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Permenkum HAM Nomor 3 Tahun 2018.

Meski begitu, Presiden Jokowi tetap memberikan kebebasan untuk Ba'asyir atas pertimbangan kemanusiaan,” tambah Guntur.

Sebelumnya, tudingan terkait pembebasan Baasyir adalah manuver politik Jokowi diungkapkan oleh Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Dia mengatakan  mengatakan, pembebasan Abu Bakar Ba'asyir sarat dengan kepentingan politik, karena selama ini Jokowi kesulitan mendapat kepercayaan dari kalangan Islam politik.

Menurutnya, banyak pendukung Jokowi memanfaatkan situasi dengan membangun opini bahwa Abu Bakar Ba'asyir dipenjara di era SBY dan dibebaskan era Jokowi sebagai bukti Jokowi cinta ulama.

"Mengingat di jaman Jokowi banyak ulama dikriminalisasi, maka tudingan dilancarkan kepada SBY yang saat ini mendukung Prabowo. Itu politik sampah namanya," kata Ferdinand Sabtu (19/1).

Ferdinand menilai, hal tersebut merupakan penyesatan opini publik, karena Ba'asyir dulu dipenjara justru murni soal penegakan hukum. "Ustadz Ba'asyir dulu dipenjara murni soal penegakan hukum. Tidak ada selintas pun kata-kata yang menyatakan itu kriminalisasi ulama," tuturya.