Profesionalitas, Integritas dan Kebangsaan dalam BUMN

Profesionalitas, Integritas dan Kebangsaan dalam BUMN

“Perusahaan milik negara bukan semata-mata bergerak atas aksi ambil untung. Akan tetapi perusahaan juga perlu menjadi lembaga pengkaderan bangsa yang terus berjuang dan mengembangkan gagasan kebangsaan”

Menteri BUMN Erick Thohir baru saja mendeklarasikan BUMN Leadership and Management Institute. Sebuah lembaga pendidikan dalam institusi BUMN yang didorong Menteri Erick sebagai Candradimuka insan BUMN.

Dalam pernyataan video singkat berdurasi satu menit, Menteri Erick Thohir menegaskan bahawa penguatan ini akan menjadi salah satu program utama para direksi dan komisaris BUMN.

Sedikitnya kita membaca ada tiga tantangan besar dan penting dalam menggerakan BUMN kedepan. Profesionalitas, integritas dan kebangsaan.

 Profesionalitas dan Integritas

Pertama, adalah isu profesionalitas. Sekalipun BUMN sudah memiliki perusahaan kaliberasi Pertamina, KAI, Telkom dan lainya. Namun, pengembangan serta penguatan profesionalitas masih menjadi perhatian utama. Sebagai contoh saja, kasus PT. Garuda. Nampaknya, perusahaan ini gagah dan profesional di muka umum.

Boleh saja secara orang-perorang terlihat profesional tinggi. Namun ketika ditelaah dalam skala kelembagaan, perusahaan ini masih jauh dari profesionalitas. Seperti selalu hutang avtur kepada Pertamina, hutang parking slot kepada Angkasa Pura, hingga keterlambatan pembayaran jasa perawatan kepada anak-anak perusahaan Garuda.

Problem kedua adalah isu integritas. Intengritas sudah menjadi salah satu tolok ukur nilai atas maju dan mundurnya sebuah perusahaan. Praktik keterbukaan, kejujuran hingga pelayanan tinggi serta memuaskan pelanggan. Itu semua adalah rangkaian dalam memperteguh nilai integritas lingkungan perusahaan BUMN.

Biasanya problem integritas begitu mudah terihat dalam inti bisnis keuangan dan perbankan. Karena institusi perbankan salah satu bisnis yang memiliki

reputasi kepercayaan tinggi di masyarakat. Seperti halnya kasus Jiwasraya, bagaimana  perusahaan ini dipercaya menghimpun dana publik sebagai asuransi jiwa.

Sebagai salah satu perusahaan asuransi tertua di Indonesia, sudah pasti institusi ini berjalan secara profesional. Namun ketika ada oknum yang tidak memiliki integritas kuat, maka mulailah terjadi penyelewengan dana investasi untuk kepentingan pribadi. Dan problem ini juga menjalar serta melibatkan lembaga negara lain sebagai aksi tindakan korupsi yang terstruktur, sistematis dan masif.

Problem terakhir dan juga semakin kuat dalam pusaran negara, adalah isu kebangsaan. Residu konflik periode Pilpres belum benar-benar bersih. Masih banyak penumpang gelap, yang terus berkeinginan merobohkan Pancasila sebagai dasar negara. Isu kebangsaan jangan dipertentangkan dengan nilai keagamaan. Bahwa sudah menjadi kesepatan bersama ideologi negara adalah Pancasila dan bukan negara agama.

Hal ini jelas dan nyata pada waktu-waktu sebelumnya masih banyak penceramah yang punya kecenderungan paham negara agama mendapatkan ruang syiar di BUMN. Tentu ini menjadi catatan dan kegelisahan kita bersama. Sehingga secara perlahan namun pasti unsur pimpinan BUMN melalukan perbaikan kualitas dakwah keagaamaan dengan spirit kuat kebangsaan dan Pancasila.

 Mencetak Kader Bangsa Kaliberasi Internasional
Semestinya BUMN tidak sebatas dilihat sebagai bisnis negara atau alat pencari keuntungan untuk meningkatkan pendapatan negara.

BUMN adalah institusi yang setara dengan KEPOLISIAN, TNI dan lembaga Kepegawaian lainnya. BUMN adalah rumah lahirnya kader-kader bangsa yang kelak bertugas memangku estafet kepemimpinan nasional.

Kita boleh berharap dengan lahirnya BUMN Leadership and Management Institute bukan saja sebagai lembaga penguatan kapasitas dan kualitas jajaran penting BUMN. Kendati tempat ini juga bisa menjadi rumah penggodokan lahirnya kader-kader bangsa dengan kaliberasi internasional.

Kita mencatat banyak sekali tokoh-tokoh muda yang diberikan kepercayaan oleh Menteri Erick Thohir untuk turut serta dalam mengembangkan perusahaan BUMN. Tokoh muda ini datang dari lintas sektor, baik profesional, aktivis, akademisi maupun politisi. Bahkan fungsi dan tugasnya pun beragam, hal ini menjadi satu upaya nyata membangun kultur positif perusahaan BUMN.

Bukan tidak mungkin kedepan insan BUMN mampu menjadi pemimpin nasional, pebisnis muda bahkan menjadi sebuah gerakan masif dalam memajukan Indonesia di kancah internasional.

Selain memperkuat fondasi ekonomi nasional, institusi BUMN juga mampu dan bisa menjadi elemen negosiasi politik internasional. Oleh karenanya Menteri Erick Thohir tidak sekedar berfikir sebatas masa bakti jabatan Menteri BUMN periode 2019-2024.

Dengan hadirnya BUMN Leadership and Management Institute ini sebuah harapan yang dibarengi dengan tindakan nyata untuk memajukan Indonesia melalui institusi BUMN. Boleh jadi hal-hal ini melampaui dari tradisi atau kebiasaan lingkungan BUMN. Namun sudah sepatutnya kepemimpinan Mentri Erick Thohir yang memberikan peluang besar kepada kaum muda, perlu dan harus dimanfaatkan sebesar dan seluas-luasnya atas nama kemajuan bangsa, rakyat dan negara Indonesia.