Presiden: Saya Minta Simulasi Terus Dilakukan

Kemarin saya lihat simulasi vaksinasi di lapangan sudah baik dan saya minta simulasi terus dilakukan.

Presiden: Saya Minta Simulasi Terus Dilakukan
Presiden Joko Widodo/ Dok. ANTARA

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta proses simulasi vaksinasi virus corona atau COVID-19 terus diupayakan secara optimal di berbagai daerah.

"Kemarin saya lihat simulasi vaksinasi di lapangan sudah baik dan saya minta simulasi terus dilakukan," kata Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/11).

Hal itu disampaikan Presiden saat rapat kabinet terbatas bertajuk "Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional" yang dihadiri juga oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan para jajaran Kabinet Indonesia Maju.

Lebih lanjut, Presiden menyatakan akan meninjau simulasi tersebut.

"Saya akan mengecek 1-2 kali lagi sehingga nanti saat pelaksanaan betul-betul pada kondisi yang sudah sangat baik," ujarnya.

Sebelumnya, pada Rabu (18/11) Presiden meninjau simulasi imunisasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tanah Sereal "Harapan Keluarga" Kota Bogor.

"Paling penting menurut saya terus dilihat, dievaluasi mekanisme proses distribusi vaksin, yang menurut saya paling penting agar perjalanan vaksin ke daerah ini bisa berjalan aman dan lancar," ucapnya.

Terkait rapat tersebut, Presiden Jokowi juga meminta laporan perihal perkembangan pembelian vaksin COVID-19.

"Saya minta laporan yang pertama mengenai vaksin, ini sampai di tangan kita kapan karena ini sudah prosesnya mestinya proses administrasi, pembayaran sudah dilakukan," ungkap Presiden.

Selain itu, Presiden juga meminta laporan terkait dengan proses distribusi dan proses perizinan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kemudian kesiapan vaksinasi juga sudah berapa persen, baik yang menyangkut proses distribusi, persiapan untuk 'cold chain', 'seller'-nya seperti apa dan proses administrasi menuju ke tahapan-tahapan di BPOM dan berkaitan dengan 'Emergency Use Authorization' seperti apa," sambung Presiden.

Selanjutnya, Pemerintah tengah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal China, yakni Sinovac, Sinopharm, dan CanSino masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin. Adapun, vaksin itu rencananya diproduksi oleh BUMN PT Bio Farma.

Sedangkan uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 Sinovac dikerjakan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran mulai Agustus 2020 dan sudah ada 1.620 relawan yang mendapatkan suntikan pertama dan belum ditemukan efek samping.

Bahkan, Bio Farma juga diminta mulai mempersiapkan vaksin COVID-19 siap edar tiga juta dosis pada November 2020, namun penggunaannya tetap menunggu persetujuan dari BPOM.

BPOM bertugas mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) yang menjamin vaksin aman untuk diproduksi dan disuntikkan kepada masyarakat. Tahapan tersebut memerlukan waktu sekitar tiga minggu.

Tak hanya dengan China, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pertengahan Agustus dengan memasok 10 juta dosis vaksin bekerjasama dengan PT Kimia Farma.

Kemudian, terdapat 100 juta dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi AstraZeneca diharapkan dapat dikirim pertama pada kuartal kedua 2021.