Presiden Marah, Menteri Harus Berbenah
Pidato Presiden menjadi sinyal bagi para menteri untuk berbenah dan mengakselerasi kinerja jika tidak mau posisinya terancam. Tercatat sejak periode pertama, Presiden Jokowi beberapa kali melakukan reshuffle.

MONDAYREVIEW.COM – Video rapat kabinet telah dirilis oleh Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden melalui kanal youtube Sekretariat Presiden pada 28 Juni 2020. Presiden Joko Widodo berpidato di hadapan para menteri kabinet kerja menyoroti kinerja yang kurang melakukan terobosan. Dalam arahannya, presiden meminta para menteri melakukan terobosan yang bisa dilihat masyarakat dalam penanganan Covid-19. Terobosan itu diharapkan bisa berdampak pada percepatan penanganan Covid-19.
Bentuk terobosan tersebut bisa berupa penambahan tenaga medis dari pusat ke provinsi. Terutama provinsi yang tinggi jumlah positif Covid-19. Selain tenaga medis, penambahan peralatan juga diperlukan oleh provinsi. Pemerintah pusat diharapkan bisa menyalurkan bantuan APD ke provinsi. Selain bidang kesehatan, Presiden juga mengingatkan agar dana stimulus ekonomi segera disalurkan kepada UMKM. Jangan sampai UMKM sudah mati namun dana belum tersalurkan, hal tersebut membuat stimulus ekonomi pemerintah tak ada artinya lagi.
Sebelum menginstruksikan mengenai terobosan dalam kinerja, Presiden meminta para menteri agar menyamakan persepsi bahwa kita tidak sedang dalam kondisi normal. Jokowi menginstruksikan agar seluruh menteri bisa merasakan situasi dan suasana krisis yang terjadi. Jokowi tidak segan mengeluarkan perppu, perpres maupun permen untuk menangani krisis. Presiden melihat masih banyak menteri yang kinerjanya biasa-biasa saja. Presiden marah melihat itu. Seharusnya belanja kementerian juga dipercepat agar ekonomi masyarakat cepat bergerak.
Presiden Jokowi berani mempertaruhkan reputasi politiknya guna mengambil langkah extraordinary untuk rakyat. Penghapusan lembaga dan reshuffle menteri menjadi alternatif kebijakan Jokowi pada masa pandemi ini. Di akhir pidato, Presiden Jokowi meminta agar para menterinya mengerti atas apa yang telah disampaikan. Jokowi mengatakan bahwa kerja keras dan kerja yang extraordinary amat diperlukan dalam situasi krisis. Jika diperlukan payung hukum, presiden siap mengeluarkannya.
Pidato Presiden Jokowi sontak memancing banyak respon dari berbagai kalangan. Habiburokhman Juru Bicara Partai Gerindra mengatakan bahwa Gerindra menghormati pidato Jokowi dan bisa memahami kenapa Jokowi mengeluarkan pernyataan yang cukup keras. Hal tersebut adalah bentuk empati Jokowi terhadap penderitaan rakyat. Habiburokhman juga menyatakan sangat mungkin Jokowi akan melakukan reshuffle menteri di tengah pandemi ini.
Menurut Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto sangat wajar apabila Jokowi melakukan evaluasi kepada para menterinya. Hal ini karena Presiden Jokowi yang mengetahui terkait kinerja para pembantunya tersebut. PDIP tidak ambil pusing dengan sinyal reshuffle yang dikeluarkan Presiden Jokowi. Menurut PDIP reshuffle adalah hak prerogatif Presiden yang harus dihormati. PDIP juga yakin Presiden Jokowi lebih tahu terkait kebutuhan kabinetnya ke depan.
Pidato Presiden menjadi sinyal bagi para menteri untuk berbenah dan mengakselerasi kinerja jika tidak mau posisinya terancam. Tercatat sejak periode pertama, Presiden Jokowi beberapa kali melakukan reshuffle. Jika dalam waktu dekat Jokowi melakukan reshuffle, maka ini adalah reshuffle pertama yang dilakukan Jokowi pada periode keduanya. Tentu kita belum bisa memastikan siapa saja yang akan kena reshuffle dan siapa yang selamat darinya.