Jumlah Penduduk Rusia Menurun. Ini Penyebabnya!
Penduduk Rusia hanya sekira 146 juta jiwa. Itupun sudah termasuk 2 jutaan penduduk Semenanjung Krimea yang dicaploknya belum lama ini. Padahal negaranya sangat luas tak kurang dari 17 juta km persegi, meski sebagian besar memang wilayah Siberia yang sulit dihuni manusia. Bandingkan dengan pulau Jawa yang saat ini bependuduk 141 juta jiwa dengan luas wilayah hanya 128 ribu km persegi.

MONDAYREVIEW.COM – Penduduk Rusia hanya sekira 146 juta jiwa. Itupun sudah termasuk 2 jutaan penduduk Semenanjung Krimea yang dicaploknya belum lama ini. Padahal negaranya sangat luas tak kurang dari 17 juta km persegi, meski sebagian besar memang wilayah Siberia yang sulit dihuni manusia. Bandingkan dengan pulau Jawa yang saat ini berpenduduk 141 juta jiwa dengan luas wilayah hanya 128 ribu km persegi.
Data tahun 2019 menunjukkan tingkat kelahiran di Rusia hanya 10,1 perseribu penduduk sementara angka kematiannya 12,3 perseribu penduduk. Pantas saja jika penduduk Rusia dalam beberapa dekade terakhir mengalami penurunan dan hanya beberapa tahun sempat naik dalam jumlah yang kurang signifikan. Belum lagi banyak anak muda Rusia yang memilih bekerja dan berpindah ke negara lain. Meski ada arus imigrasi etnis Rusia dari beberapa negara bekas Uni Soviet yang masuk dengan berbagai kemudahan regulasi.
Pun kala pandemi Covid-19 datang. Tingkat kematian yang tinggi semakin menambah problem demografi Negeri Beruang Putih ini. Penurunan populasi alami di Rusia berjumlah 160.300 pada Januari-April, tetapi data ini belum final dan akan berubah setelah pembatasan karantina dicabut. Demikian menurut Badan Statistik Negara Federal Rusia.
Penurunan populasi alami Rusia adalah 160.300 orang pada Januari-April 2020 dibandingkan dengan 148.200 kematian pada 2019. Menurut statistik, angka kematian mencapai 609.500, yang 3,1% lebih rendah, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 (626.700).
Pada Januari-April 2020, Rusia mencatat 449.200 kelahiran hidup, yang 6,1% lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2019 (478.500).
Pemerintah Rusia mengalami masalah dalam mengumpulkan data tentang tingkat kelahiran dan kematian di beberapa daerah. Kualitas data awal sangat tergantung pada situasi epidemi dan organisasi kerja di suatu daerah dan pada bagaimana undang-undang regional disusun.
Jika, di bawah undang-undang regional , pendaftaran wajib kematian di kantor catatan negara diperlukan untuk penguburan, maka angka kematiannya akurat. Standar semacam itu wajib di Moskow, Wilayah Moskow, St. Petersburg dan Wilayah Leningrad. Oleh karena itu, data kematian di sana adalah sebesar selengkap mungkin.
Di wilayah Kaukasus Utara dan beberapa daerah selatan lainnya, beberapa data terlewatkan dan akan menyusul perhitungannya.
Sebelumnya pada hari itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Tatyana Golikova mengatakan pada briefing pemerintah bahwa secara umum, tingkat kematian Rusia pada bulan April bahkan lebih rendah daripada tahun lalu.
Negara ini mencatat 4.400 kematian, yang turun 2,9% terhadap April 2019. Wakil perdana menteri menetapkan bahwa angka kematian lebih tinggi daripada rata-rata, terutama di Moskow, Wilayah Moskow dan St. Petersburg.
Menurut Golikova, pada bulan April tingkat kematian Rusia dari virus korona adalah 1,6% hingga 2,6%, tergantung pada metode perhitungannya. Pada bulan Maret, virus korona adalah penyebab utama kematian bagi 1.660 orang Rusia, meskipun tidak dikonfirmasi oleh tes laboratorium pada 390 kasus.
Sampai saat ini, 520.129 kasus virus korona telah dikonfirmasi di Rusia, dengan 274.641 pasien telah pulih dari penyakit ini. Data terbaru Rusia menunjukkan 6.829 kematian secara nasional. Rusia masih berjuang melawan pandemi. Perjuangan panjang yang tak kalah berat dibanding perang melawan cuaca dingin dan kecanduan alkohol yang menjadi penyebab kematian utama di sana.