Prabowo Sebut Indonesia Bubar 2030, Projo: Tokoh Nasional Harusnya Tebarkan Optimisme, Bukan Halusinasi
Faktanya banyak lembaga ekonomi dan keuangan yang kredibel di dunia, justeru memprediksi Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi no 5 di dunia.

MONITORDAY.COM - Pidato Prabowo Subianto yang mengatakan dan memprediksi Indonesia, sebagai negara akan bubar pada tahun 2030 dipandang Ormas Pendukung Presiden Jokowi, Pro Jokowi (PROJO) sebagai retorika politik murahan, pesismistis dan penuh keputusasaan.
"Faktanya banyak lembaga ekonomi dan keuangan yang kredibel di dunia, justeru memprediksi Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi no 5 di dunia. Kok malah menebarkan ketakutan dan pesimisme?," ujar Budi Arie Setiadi, Ketua Umum PROJO kepada media (21/3 ).
Mestinya, kata Budi, para tokoh nasional menebarkan semangat dan optimisme. Jangan malah mengajak rakyat berhalusinasi, apalagi menjadikan novel fiksi sebagai rujukan.
"Para tokoh dan pemimpin nasional harusnya menerbitkan gairah dan optimisme. Jangan novel fiksi " Ghost Fleet " dijadikan referensi untuk pidato politik. Mengelola negara dan bangsa jangan berdasarkan fiksi. Kalau pun hobi bermimpi, mimpilah yang membawa kemajuan bagi bangsa dan rakyat ini," jelas Budi.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, bila Indonesia lahir dari mimpi dan cita-cita besar para pejuang dan pendiri bangsa. Sekira tahun 1945, kata Budi, 96 persen masyarakat kita buta huruf, namun buktinya kita bisa merdeka, utuh dan bersatu hingga kini.
"Ini imajinasi yang luar biasa dari para pendiri bangsa kita. Mimpi-mimpi kemerdekaan kita memang belum sepenuhnya terwujud hingga kini. Tapi hanya bangsa yang optimis akan masa depannya yang mampu menghadapi tantangan jaman," jelas Budi.
Lebih lanjut, mantan aktivis UI ini menuturkan, bangsa ini memerlukan kepemimpinan yang inspirarif, transformatif dan menggerakan perubahan. Pemimpin yang menerbitkan harapan, memproduksi gairah dan optimisme. Bangsa ini bangsa besar. Warisan para pendiri bangsa sangat indah dan berharga.
"Bangsa yang sudah diperjuangkan dan didirikan dengan jutaan nyawa para pahlawan sudah selayaknya kita jaga selama hayat di kandung badan. Bangsa ini memerlukan banyak patriot - patriot sejati," pungkas Budi.
[Mrf]