Potensi UMKM Cirebon Terhambat Minimnya Pemanfaatan Pasar Digital

Tren perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Cirebon diklaim meningkat. Namun penguasaan teknologi digital menjadi kendala.

Potensi UMKM Cirebon Terhambat Minimnya Pemanfaatan Pasar Digital
Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop-UMKM) Kota Cirebon, Saefudin Jupri

MONITORDAY.COM - Tren perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Cirebon diklaim meningkat. Namun penguasaan teknologi digital menjadi kendala.  Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop-UMKM) Kota Cirebon, Saefudin Jupri menyebutkan, sampai kini tercatat sedikitnya 2.518 UMKM di Kota Cirebon. Di luar itu, ada tambahan sekitar 34 UMKM selama empat bulan terakhir di tahun ini. 

"Tren pertumbuhan UMKM di Kota Cirebon meningkat, terutama yang kecil-kecil (rumahan)," kata Jupri kepada awak media, selasa (26/ 11/ 2019)

Di antara para pelaku UMKM tersebut, diketahui sedikitnya 200 orang atau 12% di antaranya memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran produk masing-masing. Jumlah itu dinilai masih kecil di masa sekarang. 

Jupri mengakui, masih minimnya penguasaan teknologi digital menjadi salah satu kendala terbesar para pelaku UMKM di Kota Cirebon. "Rata-rata pelaku UMKM belum bisa menggunakan android (pada smartphone)," ujarnya. 

Kondisi itu berpotensi membatasi ruang lingkup pemasaran produk UMKM Kota Cirebon, salah satunya melalui e-commerce. 

Jangankan pemasaran luar negeri, pemasaran nasional pun bisa jadi tak terjangkau. Karenanya, digitalisasi menjadi hal penting untuk dipahami para pelaku UMKM. Untuk ini, pihaknya bersama instansi terkait lain tak jarang mengadakan pelatihan bagi para pelaku UMKM. "Kami latih mereka memanfaatkan smartphone-nya untuk memasarkan produk lebih luas lagi melalui e-commerce," cetusnya. 

Hasil pelatihan itu sendiri dinilainya cukup baik. Pada salah satu pelatihan ihwal e-commerce yang digelar pihaknya bersama Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon selama empat bulan, para pelaku UMKM meraup omzet sekitar Rp1,7 miliar. Dia meyakini, produk UMKM Kota Cirebon memiliki potensi untuk dipasarkan hingga keluar negeri. Namun, sejauh ini, baru komoditas batik dan rotan yang berhasil tembus pasar internasional.

"Produk lain belum bisa masuk ke luar negeri karena kebanyakan pelaku UMKM di Kota Cirebon berusaha di bidang kuliner," tuturnya seraya menyebutkan, 55% dari total UMKM di Kota Udang ini merupakan pelaku bidang kuliner.