Politisi yang Pasang Baliho Miliki Popularitas Rendah

MONITORDAY.COM - Dalam beberapa hari terakhir, media tengah menyoroti banyaknya baliho politisi bertebaran yang dinilai tidak tepat lantaran rakyat sedang berjuang menghadapi pandemi.
Menanggapi hal itu, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta, Dani Setiawan menilai bahwa para kandidat capres yang memasang baliho-baliho tersebut justru nama-nama yang termasuk memiliki popularitas rendah.
Diketahui, beberapa politisi yang memasang baliho antara lain, Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Muahimin Iskandar, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Mereka itu yang secara popularitas masih cukup rendah kalau kita lihat dari beragam survei yang mengenai kandidat calon presiden maupun wakil presiden untuk 2024," kata Dani, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/8/2021).
Menurut Dani, melalui baliho-baliho tersebut, para politisi mengharapkan peningkatan popularitas, karena meskipun hari ini mereka berasal dari para pejabat publik tapi masyarakat berarti tidak begitu mengenal.
"Karena juga misalnya kinerja dari para pejabat-pejabat publik itu tidak begitu mencolok sehingga mereka merasa membutuhkan satu media yang lebih luas lagi untuk mengkampanyekan mengenai dirinya sendiri," lanjut dia.
Ketua Harian Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) ini juga menyoroti bahwa kampanye-kampanye menggunakan baliho tersebut menandakan bahwa mereka tidak menunjukan kepedulian terhadap kondisi masyarakat yang sedang menghadapi pandemi.
"Di mana pandemi begitu luar biasa dampak kesehatan nya begitu juga dampak ekonomi yang dialami oleh banyak kalangan masyarakat, sehingga harusnya pesan-pesan yang disampaikan itu juga mengarah pada upaya-upaya untuk menimbulkan rasa optimisme, mengkampanyekan, mengkomunikasikan, pesan-pesan yang Positif," jelas Dani.
Lebih lanjut, Dia menilai, penggunaan media beliho semacam itu juga menandakan bahwa sebenarnya para politisi tersebut belum bisa mengoptimalkan media digital sebagai satu ruang yang bisa dimanfaatkan secara lebih luas.
"Padahal melalui media digital mereka dapat mengkampanyekan atau menyampaikan visi misi dan agenda mereka dalam ruang yang lebih luas yang tidak hanya terbatas pada baliho," kata Dani Setiawan.