Politik Panggung Ala Kontestan Hunger Games
Lembaran kisah Hunger Games lainnya yang memuat sisi politik, yakni ekspose romansa antara Katniss dan Peeta.

MONDAYREVIEW.COM - Kisah Hunger Games sesungguhnya memiliki substansi ilmu politik jika dibedah. Salah satunya ketika para kontestan Hunger Games saling berusaha untuk memikat suara dari warga Capitol. Hal itu ditunjukkan ketika para kontestan diwawancara oleh Caesar Flickerman. Bagaimana sisi-sisi menarik coba diangkat. Warga Capitol pun akan mendapatkan tontonan yang lengkap, yang menggoda sisi rasionalitas dan emosional. Katniss Everdeen misalnya memikat dengan menggunakan gaun yang dapat “terbakar”.
Dalam konteks politik, ada banyak panggung yang bisa direngkuh politikus untuk memenangkan hati rakyat. Diantaranya melalui debat publik. Bukan hanya sisi rasionalitas yang dipikat dengan menggunakan angka dan data, melainkan juga sisi emosional diperhatikan. Tak mengherankan dalam debat, busana, gesture pun diperhatikan dengan cara saksama.
Lembaran kisah Hunger Games lainnya yang memuat sisi politik, yakni ekspose romansa antara Katniss dan Peeta. Bagaimana pada beberapa adegan, Katniss dan Peeta bersandiwara agar dilihat publik sedang kasmaran. Padahal Katniss dan Peeta melakukannya di bawah ancaman dari pemerintah berkuasa.
Begitu juga dengan politik, dimana terdapat settingan tertentu. Para politikus bisa jadi bersandiwara dengan menggunakan simbol-simbol tertentu yang dekat dengan kelompok sosial. Padahal itu dilakukannya hanya untuk meraih suara dari kelompok sosial itu.