PK ADAB DAN HUMANIORA IMM CIPUTAT GELAR BEDAH BUKU

Ciputat—Pimpinan komisariat Adab dan Humaniora IMM Cabang Ciputat menggelar bedah buku yang berjudul “Satu Islam Ragam Pemahaman” Selasa, 26 November 2019 di aula Fascho, Ciputat dengan narasumber yakni Robby Karman (Penulis dan Sekjend DPP IMM 2018-2020) dan Dr. Zubair M.A ( Wakil Dekan 3 Fakultas Adab dan Humaniora 2015-2019 UIN Jakarta).

            “Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan wadah serta wawasan baru kepada kita, khusunya para kader IMM Ciputat mengenai perbedaan pemahaman Islam dalam kemajemukan kita sebagai bangsa Indonesia yang mencuat ke permukaan akhir-akhir ini,” ujar ketua umum PK Adab dan Humaniora Azmy Subhan dalam sambutannya.

            Lebih lanjut lagi. Immawan Hisbullah selaku Ketua Umum IMM Cabang Ciputat menambahkan” Bahwasannya keragaman serta pemahaman yang berbeda tersebut sudah ada semenjak zaman Rasulullah Saw dan juga pada masa Khulafa Rasyidin,” ujar beliau ketika memberikan sepatah kata.

Oleh karena itu perlulah kiranya kita mengingat serta memahami kembali bahwasannya keragaman dan perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang harus kita jaga agar tidak terjadi perpecahan antar sesama umat dan bangsa. Kesadaran akan kemajemukan dan rasa toleransi yang kuat harus ditonjolkan.

“Tulisan dalam buku ini merupakan kumpulan pengalaman saya ketika mulai nyantri di Ma’had Darul Arqam Garut, dimana keseharian para santri ialah mengaji dan belajar agama. Suatu ketika saya bertemu dengan seseorang yang memakai sorban, bercelana cingkrang dan jidatnya hitam lalu mengajak saya untuk ikut pengajiannya, mulai dari situlah saya mulai penasaran terhadap perbedaan pemahaman dalam Islam” ujar Robby.

Pengalaman-pengalaman tersebut di tuangkan oleh beliau dalam sebuah karya yang beliau tulis dengan judul “Satu Islam Beda Pemahaman.” Dengan berdasarkan pengalaman empiris dan rasionalitas ilmu pengetahuan, karya tersebut disuguhkan dengan bahasa yang ringan dan mudah di pahami.

Dr. Zubair selaku komparator memberikan beberapa pandangannya terkait karya tersebut. “Al-Qur’an sendiri menganjurkan kita untuk saling mengenal (lita’arafu) satu sama lain, rasa toleransi dan mengambil pelajaran-pelajaran serta contoh-contoh yang baik dari hal tersebut,” kata beliau.

Wadek Fakultas Adab tersebut menambahkan “Bahwa di zaman khufala Rasyidin pasca wafatnya Rasulullah Saw juga pernah terjadi perbedaan pemahaman terkait bentuk kepemimpinan, ada tiga bentuk yang ditawarkan pada saat itu yakni; Khilafah, Imaroh, dan Imamah, yang akhirnya melembaga hingga saat ini dengan berbagi varian nama seperti Despot, Sultan dan lain-lain,” tandas beliau.

Dalam bedah buku yang berlangsung meriah ini, diharapakn kita sebagai warga Negara tidak mudah ter provokasi atas perbedaan yang ada, apalagi yang membawa embel-embel agama. Jangan saling mencurigai serta jangan saling menghukumi satu sama lain.