Pesan Sukses Pendiri Wardah Nurhayati Subakat : Niat Untuk Orang Banyak dan Inovasi Tiada Henti

MONITORDAY.COM - Banyak pengusaha yang sukses membangun bisnis. Namun usaha yang didasari niat bukan semata-mata demi kepentingan pribadi adalah sumber inspirasi yang patut digali. Seperti yang kita temui pada sosok langka ini, pendiri dan CEO Brand Wardah yang mendunia, Nurhayati Subakat.
Banyak faktor yang melatarbelakangi kesuksesan Nurhayati. Ayahnya boleh dibilang pedagang sukses di Padang Panjang. Sang ayah juga aktivis Muhammadiyah yang di tahun 1960-an telah memiliki visi pendidikan berbasis iman dan taqwa. Hingga Nurhayati disekolahkan ke Diniyah Putri.
Perjalanan hidup di masa muda menempa karakter seorang Nurhayati untuk menjadi pribadi nan tangguh. Sang ayah wafat saat Nurhayati muda masih duduk dibangku SMP. Beruntung Nurhayati memiliki ibunda yang luar biasa. Sang ibu bertekad kuat hingga mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi. Nurhayati dan 5 orang saudara kandungnya tercatat sebagai alumni ITB.
Dengan pendidikan Farmasi ITB Nurhayati sempat bekerja di industri kosmetik selama 5 tahun. Pengalaman ini tentu sangat berharga di kemudian hari. Nurhayati pun berhenti bekerja demi mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Suatu pengorbanan yang kelak terbukti membawa berkah pula. Anak-anaknya bergabung membesarkan usahanya.
DI tahun 1985 Nurhayati merintis bisnis dengan prinsip menyediakan produk yang murah dan berkualitas. Usaha ini cukup bekembang dengan baik dalam skala home industry. Tempat usaha dan rumah boleh dikata menyatu dengan karyawan 25 orang.
Malang tak dapat ditolak, tahun 1990 rumah dan tempat usaha mengalami kebakaran. Nurhayati punya utang kepada supplier. Sementara piutang banyak yang nyangkut karena faktur-faktur ikut terbakar. Jika tak mengingat nasib 25 orang karyawannya ingin rasanya Nurhayati menyerah dan menutup usahanya.
Peristiwa itu terjadi di bulan Ramadan. Nurhayati bertekad bangkit demi menghidupi karyawan-karyawannya. Untunglah dukungan suami yang bekerja dengan penghasilan lumayan mampu memberi nafas bagi usahanya.
DI titik itulah Nurhayati merasakan betapa banyak pertolongan Allah kepadanya. Ia menduga karena niatnya yang ikhlas dalam memperjuangkan penghidupan bagi orang lain yang bekerja bersamanya yang membuat pertolongan itu datang. Salah satunya adalah adanya kebijakan Bank Indonesia dalam bentuk Kredit Usaha Kecil. Kebijakan itu mendorong perbankan menggulirkan modal hingga Rp150 juta. Padahal sebenarnya ia hanya membutuhkan pinjaman Rp 50 juta saja.
Dengan tekad yang kuat dan ikhtiar yang sungguh-sungguh tak sampai setahun Nurhayati mampu membangun pabrik kecil. Usahanya semakin berkembang. Suatu hari datang tamu Pesantren Hidayatullah yang memberikan gagasan untuk membuat produk kosmetik halal Wardah. Nama ini berarti bunga mawar.
Gagasan ini awalnya sempat gagal karena kurangnya pengetahuan tentang kosmetika baik dari sisi industri hingga pemasarannya. Nurhayati pun beriklan di harian Terbit dan mendapat distributor dengan sistem multi level marketing. Ternyata jejaringnya berkembang dengan pesat.
Di tahun 1998 terjadi krisis moneter hingga banyak orang membutuhkan pekerjaan. Ini menjadi semacam blessing in disguish bagi usahanya. Banyak pencari kerja yang bergabung ke MLM. Pemasaran Wardah pun berkembang pesat. Hingga Nurhayati pun mampu membangun pabrik kedua dengan ukuran dua kali lipat dibanding parik pertamanya.
Nurhayati makin mantap melangkah saat anak-anaknya yang lulus kuliah mulai bergabung. Bukan tak ada tantangan pada tahun 2004 penjualan Wardah sempat merosot hingga separuh. Namun pada tahun 2005 bangkit kembali setelah bersinergi dengan Sophie Martin
Inovasi dan selalu ikhtiar menjadi kata kunci dalam perkembangan usaha Wardah. Pada 2009 perusahaan melakukan relaunching Wardah dengan tagline Inspiring beauty. Lagi-lagi ia mendapatkan momentum pertolongan Allah. Saat itu fenomena hijaber sedang booming dan Wardah menjadi satu-satunya produk yang mampu menjawab ledakan permintaan pasar segmen itu.
Di tahun 2010 inovasi kembali dilakukan dengan launching produk make over untuk konsumen yang suka produk luar. Bendera usahanya pun berubah menjadi PT Paragin Technology and Innovation supaya lebih terasa modern. Inovasinya pun terus berkembang dengan produk Emina untuk remaja untuk menjawab kebutuhan milenial
Meski pada 2017 launching produk shampo belum terlalu sukses karena bersaing dengan produk multinasional, Wardah terus bergerak maju dalam inovasi dengan meluncurkan produk Instaperfect pada 2018, skin care premium pada 2019, dan kalf untuk pria 2020.
Nurhayati juga menyadari perlunya merekrut para profesional. Terwujudlah kolaborasi yang mampu menghadirkan start up dengan dukungan profesional dengan tim milenial. Anak-anak muda yang memiliki drive tinggi bersinergi dengan para profesional yang memiliki pengalaman yang mumpuni. Upaya ini membuat Wardah menjadi brand yang mendunia hingga mendapat predikat Global Fastest Growing Brand oleh Euro Monitor dalam suatu seminar di Paris.