Pesan Mendikbud di Hari Kesaktian Pancasila
Nadiem Anwar Makarim mengatakan Pancasila sebagai pusaka negara Indonesia harus menyala pada setiap hati individu.

MONDAYREVIEW.COM – 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila setiap tahunnya. Latar belakangnya adalah karena sehari sebelumnya pada tahun 1965 sempat terjadi upaya pemberontakan untuk mengganti dasar negara pancasila menjadi komunisme, yakni peristiwa G30S/PKI. Walaupun memakan banyak korban, namun upaya G30S untuk mengganti ideologi pancasila gagal. Sampai hari ini pancasila masih menjadi dasar negara yang disepakati dan menjadi titik temu bagi kebhinekaan bangsa.
Pada Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan Pancasila sebagai pusaka negara Indonesia harus menyala pada setiap hati individu. Mendikbud menjelaskan pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila, masyarakat diberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri. Menurut Nadiem, kita mengenal Pancasila sebagai falsafah negara kita. Ideologi bangsa kita. Kita mengenal Pancasila sebagai akar yang menyambung masa lalu dan masa depan,
Ia menambahkan pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, mungkin terasa sulit membayangkan sisi positif dari bencana yang melanda. Hal itu dikarenakan pada saat bersamaan juga mengalami krisis kesehatan, krisis ekonomi dan krisis pembelajaran. Namun pada saat sulit seperti saat ini, sila-sila Pancasila justru terlihat jelas mendarah daging pada masyarakat. Ia mengatakan lilin Pancasila terlihat menyala dalam pengorbanan tenaga medis yang mempertaruhkan nyawanya setiap hari untuk menyelamatkan pasien COVID-19.
Menurut Nadiem, contoh-contoh sikap pancasilais tercermin dari ribuan mahasiswa yang sudah kesulitan dengan tantangan pembelajaran daring menyalonkan dirinya sebagai sukarelawan dalam penanganan COVID-19. Banyak pemilik usaha kecil yang mengorbankan labanya, agar karyawannya tidak lepas walau pelanggan lenyap. Kita melihat pemimpin umat di tempat-tempat ibadah yang menggalangkan dana untuk membantu rakyat yang agamanya berbeda dari dirinya,
Ia juga menyebut lilin Pancasila juga menyala dalam kepemimpinan pada masa krisis, di mana banyak pemimpin di sektor pemerintahan dan swasta yang berani mengambil risiko dan bergerak cepat untuk meringankan penderitaan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa lilin Pancasila menyala saat seniman dalam kondisi ekonomi terpuruk masih menyelenggarakan pertunjukan seni secara daring untuk mengingatkan rakyat betapa indahnya kebinekaan Indonesia. Kemudian juga, dengan guru yang mendatangi rumah pelajar di daerah terpencil agar mereka bisa belajar.
Nadiem mengingatkan bahwa pada Hari Kesaktian Pancasila juga mengingatkan sejarah dan betapa besar pengorbanan nenek moyang untuk bangsa. Nilai-nilai Pancasila mendarah daging di generasi saat ini. Di masa krisis seperti saat ini, lilin-lilin Pancasila menerangi kegelapan dimana-mana. Pandemi ini menantang kita dan menguji ketangguhan kita sebagai rakyat Indonesia. Pancasila sebagai pusaka negara Indonesia harus menyala di hati kita masing-masing dalam setiap perbuatan kecil dan besar yang bisa kita lakukan bagi sesama.