Perubahan Iklim, IPCC dan Masa Depan Bumi

MONITORDAY.COM - Pemandangan banjir dan badai menunjukkan kepada kita betapa cuaca dan iklim dapat mempengaruhi kehidupan kita.
Iklim mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan kita, mulai dari sumber makanan hingga infrastruktur transportasi, dari pakaian yang kita kenakan, hingga ke mana kita pergi berlibur. Ini memiliki efek besar pada mata pencaharian kita, kesehatan kita, dan masa depan kita.
Iklim adalah pola jangka panjang dari kondisi cuaca di tempat tertentu.
Kita tahu bahwa iklim kita berubah karena manusia, dan perubahan ini sudah berdampak besar pada kehidupan kita.
Penting bagi kita untuk memahami bagaimana iklim berubah, sehingga kita dapat mempersiapkan masa depan.
Mempelajari iklim membantu kita memprediksi berapa banyak hujan yang akan turun di musim dingin berikutnya, atau seberapa jauh permukaan laut akan naik karena suhu laut yang lebih hangat.
Kita juga bisa melihat wilayah mana yang paling mungkin terkena dampak cuaca ekstrem, atau spesies satwa liar mana yang terancam oleh perubahan iklim.
Lantas permasalahan intrenasional seperti apa yang berkaitan dengan perubahan iklim ini?
Negara Industri Maju Vs Industri Berkembang
Isu Internasional tentang pemanasan global salah satunya yaitu Pemerintah Amerika Serikat dan Australia menolak untuk melakukan penurunan emisi, disebabkan akan mengganggu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi lapangan pekerjaan.
Mereka juga tidak sepakat apabila negara berkembang, terutama yang dianggap sebagai berpotensi menjadi penyumbang emisi GRK ( India, China, dan Brazil, misalnya ) tidak diwajibkan menurunkan emisi.
Hal ini membuat Protokol Kyoto kurang berhasil karena usulan mekanisme fleksibilitas terutama tentang perdagangan emisi justru berasal dari Amerika Serikat.
Kecemasan akan dampak perubahan iklim membuat kepedulian masyarakat internasional akan isu lingkungan global tumbuh yang pada akhirnya menyebabkan isu perubahan iklim menjadi salah satu isu penting dalam agenda politik internasional.
Berangkat dari berbagai permasalahan di berbagai negara yang berkaitan dengan perubahan iklim, terbentuklah Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB yang dalam keikutsertaannya, katanya mencegah perubahan iklim dan pemanasan global yang merupakan tumpuan masa depan bumi.
IPCC dibentuk untuk menyiapkan penilaian atas pembuatan-keputusan dan hal lainnya sehubungan dengan pemanasan global dengan sasaran sumber informasi, terkait dengan isu pemanasan global.
IPCC melakukan riset atau pun memonitor iklim, data dan parameter lain. Perannya adalah untuk memberi penilaian secara komprehensif, objektif, terbuka dan transparan berdasarkan atas basis ilmiah terbaru, teknis dan literatur sosial ekonomi dalam jangkauan luas yang menyangkut terhadap pemahaman atas resiko pemanasan global terhadap kelangsungan hidup manusia.
Institusi ini melakukan pengamatan dan memproyeksi dampat tersebut dan menyampaikan suatu pilihan dalam usaha pengurangan resiko.
Laporan IPCC harus netral berkenaan dengan kebijakan, namun tetap obyektif dan bersifat ilmiah, memuat teknis dan faktor sosial ekonomi yang relevan.
IPCC harus memiliki pengetahuan ilmiah dan standar teknis yang tinggi, dan mengarahkan pandangan, keahlian yang mencakup geografis secara luas.
Begini laporan IPCC
Laporan Kajian Ke-5 (Assessment Reports 5 atau AR5) Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan bahwa suhu bumi telah meningkat sekitar 0,8°C selama abad terakhir.
Pada akhir tahun 2100, suhu global diperkirakan akan lebih tinggi 1.8-4°C dibandingkan rata-rata suhu pada 1980-1999. Kenaikan suhu ini setara dengan 2.5-4.7°C jika dibandingkan periode pra-industri (1750).
Laporan IPCC juga menegaskan bahwa terjadinya perubahan iklim yang berupa meningkatnya emisi gas rumah kaca (karbon dioksida, metana, nitrogen oksida dan sejumlah gas industri) diakibatkan oleh aktivitas manusia Peningkatan emisi gas rumah kaca dalam 50 tahun terkahir menunjukkan yang tertinggi dalam sejarah dan belum pernah terjadi sebelumnya sejak 800.000 tahun yang lalu.
Perubahan iklim juga telah berdampak pada ekosistem dan manusia di seluruh bagian benua dan samudera di dunia serta beresiko besar bagi kesehatan manusia, keamanan pangan global, dan pembangunan ekonomi.
Permasalahan perubahan iklim dan dampaknya mendorong Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janeiro, Brazil tahun 1992, menghasilkan Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change, UNFCCC).
Konvensi ini bertujuan untuk menstabilisasi konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yang tidak membahayakan sistem iklim sehingga ekosistem dapat memberikan jaminan pada produksi pangan dan keberlanjutan pada pembangunan ekonomiKonvensi Perubahan Iklim memiliki kekuatan hukum sejak 21 Maret 1994 dengan membagi negara-negara peratifikasi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu Negara Annex I dan Negara Non-Annex I.
Negara Annex I adalah negara-negara penyumbang emisi GRK sejak revolusi industri.
Sedangkan Negara Non-Annex I adalah negara-negara yang tidak termasuk dalam Annex I yang kontribusinya terhadap emisi GRK jauh lebih sedikit dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih rendah.
Semoga IPCC benar-benar memainkan peran yang cukup penting, dalam menanggulangi perubahan iklim dan pemanasan global dengan penelitian para ilmuawan-ilmuwan dan laporan yang dapat dipertanggung jawabkan akan kebenarannya.
Jangan sampai IPCC hanya menjadi ajang kumpul-kumpul, temu kangen dan menghasilkan kebijakan euforia, selebrasi tanpa aksi.
IPCC diharapkan menjadi macan sesungguhnya, bukan macan ompong yang tak bernyali dengan kepentingan negara besar tapi jadi macan sesungguhnya jika berhadapan dengan negara berkembang.