Pertemuan Prabowo dan SBY Harus Dimaknai Positif

Demokrasi berbeda posisi, berbeda pandangan politik bukan berarti menghadirkan kecemasan

Pertemuan Prabowo dan SBY Harus Dimaknai Positif
Foto: Kompas.com

MONDAYREVIEW.COM –  Pertemuan antara Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto harus dimaknai secara positif. Dalam konteks keberagaman dan demokrasi pertemuan antara anak bangsa terlebih lagi antar pemimpin harus pasti membicarakan solusi untuk memberi solusi untuk persoalan bangsa.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid di Lombok, Minggu (30/7).

Politisi PKS ini menghimbau kepada semua pihak untuk tidak perlu mencemaskan perbedaan pandangan politik. Perbedaan merupakan wajar dalam proses demokrasi.

"Yang namanya demokrasi berbeda posisi, berbeda pandangan politik bukan berarti menghadirkan kecemasan, bukan berarti menghadirkan masa depan Indonesia yang suram, tetapi demokrasi," jelasnya.

Baginya pertemuan kedua pemimpin partai itu hanyalah satu pertemuan dari berbagai pertemuan yang diharapkan dan melibatkan banyak pihak baik di dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan.

"Yang penting memaknai pertemuan yang kemarin yaitu konstruktif berpolitik, itu bukan kubu-kubuan atau menghadirkan kecemasan, tapi menghadirkan harapan sesuatu yang lebih baik," imbuhnya.

Menanggapi pandangan apakah pertemuan antara SBY dan Prabowo kemudian akan mengerucut pada adanya koalisi yang diikuti oleh Partai Demokrat, Partai Gerindra, PKS, dan Partai Amanat Nasional (PAN), Hidayat mengatakan segala kemungkinan bisa saja terjadi.