Pertempuran Hati Wartawan Foto
Sulitkah menjadi seorang wartawan foto?

MONDAYREVIEW.COM - Sulitkah menjadi seorang wartawan foto? Sebagian orang beranggapan wartawan foto adalah pekerjaan yang mudah dilakukan. Namun sebenarnya jika mengulik informasi langsung dari sang wartawan foto, pekerjaan ini bukanlah perkara mudah.
Tugas utama seorang wartawan foto adalah menangkap setiap momen dari sebuah peristiwa. Menangkap foto ini pun bukan perkara mudah. Karena seorang wartawan foto harus mampu mengabadikan momen dalam kondisi apa pun. Mulai dari cuaca panas, dingin, bahkan pada kondisi perang sekali pun seorang wartawan foto harus melaksanakan tugasnya tanpa kenal keluh.
Namun bukan itu saja kesulitan menjadi wartawan foto. Seorang wartawan foto pasti akan mengalami pertempuran hati dalam menjadi tugasnya sebagai penyambung lidah rakyat. Begitulah yang dialami Kevin Carter, seorang fotografer yang karyanya mendapatkan penghargaan Pulitzer (penghargaan tertinggi untuk wartawan di dunia). Bahkan fotonya ini pun sampai saat ini menjadi foto termahal di dunia.
Foto ini diambil pada tahun 1994, pada saat bencana kelaparan di Sudan. Foto ini menggambarkan seorang anak merangkak menuju sebuah kamp Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terletak beberapa kilometer, dan juga seekor burung bangkai yang sedang menunggu anak itu mati untuk dimakan. Foto ini pun kontan menjadi viral di seluruh dunia.
Namun Kevin Carter depresi dengan beredarnya foto ini. Bahkan tiga bulan setelah foto ini tersebar ke seluruh dunia, Kevin pun bunuh diri. Dikabarkan, Kevin depresi karena dia dihantui rasa menyesal. Fotografer kelahiran Johannesburg, Afrika Selatan 13 September 1960 itu merasa bersalah tidak menolong anak kecil itu. Dia justru hanya mengabadikan momen miris tersebut.
Meski begitu, sikap Kevin yang terus memotret momen tersebut sebenarnya tidak salah. Pasalnya usai foto ini beredar, mata dunia tertuju ke Sudan untuk memberikan bantuan adalah anak-anak mendapatkan kebutuhan gizi dan cairan yang cukup.