Perbanyak Berbagi di Tengah Pandemi, Kang Rowi Ajak Umat Teladani Kisah Abdurrahman bin Auf
Manfaatkan momen Ramadhan untuk memperbanyak berbagi rizki kepada orang-orang yang terdampak Covid-19.

MONITORDAY.COM - Chief Executive Officer Monday Media Group (MMG), HM. Muchlas Rowi kembali mengingatkan kepada umat akan pentingnya berbagi dan bersedekah kepada sesama dalam situasi wabah pandemi Covid-19.
Terlebih lagi dikatakannya saat ini umat Islam tengah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Karena itu, Muchlas mengajak supaya momen Ramadhan ini dimanfaatkan juga untuk memperbanyak berbagi rizki kepada orang-orang yang membutuhkan.
"Insya Allah dengan niat yang baik dan tulus, nilai dan pahala sedekah kita niscaya dilipatgandakan Allah Swt," kata Pria yang akrab disapa Kang Rowi ini, Selasa (28/04/20).
Ia kemudian menjelaskan, bahwa berbagi dan bersedekah tak harus menunggu bergelimangan harta atau punya uang yang banyak. Bersedekah juga tidak membuat orang jatuh miskin, malah sebaliknya. Dengan semakin banyak memberi kepada sesama maka semakin banyak pula si pemberi akan menerima rizki dari Allah Swt.
"Tak harus menjadi orang kaya baru melakukan sedekah. Baiknya dalam kondisi apa dan bagaimanapun, upayakan kita dapat bersedekah sesuai kemampuan masing-masing," ujar Kang Rowi.
Lebih lanjut, Kang Rowi menceritakan kisah sahabat Rasulullah yang dikenal dengan ketajirannya bernama Abdurrahman bin Auf. Beliau adalah sahabat nabi yang kekayaannya luar biasa. Beliaulah di antara sahabat selain Utsman bin Affan, sebagai orang yang terkaya di Mekkah.
"Tapi taukah apa cita cita Abdurrahman bin Auf? Cita-cita beliau ingin menjadi orang miskin," ujar Kang Rowi.
Alkisah, Abdurahman bin Auf mendengar Rasulullah bersabda kepada sahabat lainnya, bahwa orang kaya itu perjalanannya menuju surga akan melalui proses yang cukup lama. Perhitungan amal orang kaya akan sangat lebih lama di bandingkan orang miskin.
Ketika Abdurrahman bin Auf mendengar sabda Rasulullah itu, beliau akhirnya selalu berdoa kepada Allah dalam setiap akhir shalatnya agar dijadikan orang miskin.
“Ya Allah jadikanlah hambaMu ini menjadi orang yang miskin agar kelak bisa selalu bersama Rasulullah," demikian doa Abdurrahman bin Auf.
"Suatu hal luar biasa dan itu tak akan terjadi dengan orang-orang kaya saat ini yang menginginkan kekayaannya akan terus bertambah, tapi itu tidak berlaku dengan Abdurrahman bin Auf," tutur Kang Rowi.
Kemudian, lanjut Kang Rowi mengkisahkan, ketika datang perintah hijrah oleh Allah kepada Rasul untuk meninggalkan kota Mekkah menuju Madinah, salah satu sahabat yang meninggalkan kekayaannya itu adalah Abdurrahman bin Auf.
Sesampainya di Madinah, Abdurrahman bin Auf dipertemukan dengan salah seorang sahabat Anshor yang saat itu dikenal dengan ketajirannya di Madinah, bernama Sa'ad bin Ar-Robbi. Keduanya lalu disanding dan dipersaudarakan.
“Wahai saudaraku Abdurrahman bin Auf, aku di sini sebagai orang terkaya maka karena engkau di persaudarakan denganku, aku akan memberikan setengah kekayaanku. Demikian pula aku punya istri dua pilih di antara istriku mana yang tercantik silakan kau ambil," ujar Sa'ad kepada Abdurrahman bin Auf.
Lalu, apa tanggapan Abdurrahman bin Auf merespon tawaran Sa'ad?
“Wahai saudarakau jazakallah khoiron katsiro. Tapi bolehkah hamba ditunjukan di mana pasar?” ujar Abdurrahman bin Auf.
"Sa'ad pun menunjukkan lokasi pasar kepada Abddurahman bin Auf. Ternyata ini menjadi hal yang luar biasa. Kita tahu Abdurrahman bin Auf ketika menjadi kaya raya di Mekkah pasti punya kolega punya mitra bisnis di luar negeri, akhirnya dalam waktu yang tak lama, sekitar 3 bulan kemudian Abdurrahman bin Auf sudah punya tempat di pasar itu dan kemudian tak lama setelah itu beberapa tahun kemudian dia sudah menjadi orang kaya di Madinah," tutur Kang Rowi.
Tapi apakah kekayaan itu membuat Abdurrahman bin Auf lebih ingin kaya lagi? Ternyata tidak. Dia tetap saja selalu berdoa di setiap akhir shalatnya:
“Ya Allah jadikanlah hambaMu ini menjadi orang yang miskin agar kelak bisa selalu bersama Rasulullah," demikian doa Abdurrahman bin Auf.
Hingga suatu ketika, ada satu peristiwa terjadi di Madinah. Kaum muslimin menghadapi kenyataan bahwa hasil panen kurma mereka busuk.
Ketika mendengar informasi itu, Abdurrahman bin Auf seakan mendapat kesempatan untuk menjadi orang miskin. Akhirnya ia kuras semua hartanya untuk membeli semua kurma busuk di Madinah tersebut. Ia pun lega sesaat sudah menjadi orang miskin.
Namun apa yang kemudian terjadi? Selang beberapa hari kemudian ada kabila dari Yaman mencari kurma busuk untuk pengobatan. Kabila itu kemudian mencari informasi kepada penduduk Madinah soal kurma busuk, dan ditunjuklah rumah Abdurrahman bin Auf. Akhirnya, kurma busuk itu dibeli sepuluh kali lipat dari uang yang dikeluarkan Abdurrahman bin Auf.
"Akhirnya Abdurrahman bin Auf jadi orang yang lebih kaya lagi. Ini kisah yang luar biasa. Jadi kalau kita memberi janganlah berpikir kalau kita akan habis. Karena Allah itu selalu akan melipatgandakan rezeki kita termasuk dalam kondisi Covid-19 ini. Karena itu mari kita berbagai. Semoga saja ketika wafat kita dimasukan ke surga. Tapi kalau kita masih diberi kesempatan hidup, semoga Allah lipatgandakan rezeki kita dan berikan kekayaan yang lebih besar lagi," tutup Kang Rowi.