Pentingnya Belajar Sirah Nabiyah
Belajar sirah nabawiyah pada dasarnya belajar tentang sosok panutan.

BELAJAR sirah nabawiyah pada dasarnya belajar tentang sosok panutan kita yang wajib ditauladani sebagai cerminan akhlaq al-Qur’an yang dihadirkan Allah Swt. di muka bumi ini. Mengenai hal ini kita bisa menghayati bait-bait yang disampaikan seorang pujangga mesir Islam, Syeh Musthofa Luthfi al-Manfaluthi dalam menggambarkan betapa agungnya suri tauladan Rasulullah saw. dalam untaian bait sair yang sangat indah,
“Kita tidak memerlukan lagi kepada riwayat kehidupan para filosof Yunani, para ahli hikmah bangsa Romawi dan para sarjana barat. Karena pada kita telah ada riwayat kehidupan yang mulia , yang pernah dengan kesungguhan dalam menjalani pekerjaannya , dengan kesabaran dan keteguhan, dengan cinta kasih,dengan hikmah dan siasah, dan kemulian yang sebenar-benarnya, serta kemanusian yang sempurna, yaitu pada kehidupan Nabi Muhammad saw.”
Penggambaran uswah dan ketauladanan Rasulullah saw. digambarkan dalam al-Qur’an surat Al-Ahjab ayat 21 dengan sangat indah yang artinya “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Demikian pula Allah Swt. menggambarkan keindahan akhlaq Rasulullah saw. juga di dalam surat Al-Qolam ayat 4, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Inilah kenapa sirah nabawiyah itu menjadi penting karena kita akan mendapatkan potret yang paripurna dari keseluruh sikap, perilaku baik dalam perkataan, perbuatan serta sikap yang lain yang menunjukan bagaimana akhlak al-Qur’an berjalan. Sehingga kalau Allah Swt. mengatakan dalam al-Qur’an surat An-Nisa ayat 80 sebagai bentuk pengakuan sang Khaliq bahwa titahnya ada dalam pribadi Rasululah saw., “Barangsiapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya dia telah mentaati Allah.”
[Mrf]