Besarnya Nilai Persaudaraan Sesama Muslim
Sesungguhnya perbedaan adalah sunatullah yang tidak akan berubah

SESUNGGUHNYA orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat: 10)
Ayat ini dinamakan dengan ayatul ukhuwah karena berbicara tentang konsepsi Qurani yang bermakna bahwa setiap orang yang beriman terhadap orang lain yang seakidah dengannya adalah bersaudara.
Sesungguhnya perbedaan adalah sunatullah yang tidak akan berubah. Disinilah iman yang berbicara menyikapi perbedaan tersebut dalam bingkai akidah. Secara redaksional, keterkaitan dan hubungan antar orang yang beriman begitu erat digambarkan dalam ayat di atas karena menggunakan istilah ‘ikhwah’ bukan ikhwan yang secara bahasa ikhwah. Hal ini dapat mengisyaratkan sebuah makna yang dalam bahwa ikatan ideologis sama kuatnya dengan ikatan nasab, bahkan seharusnya lebih besar dari itu.
Di sini mengandung arti bahwa keimanan seseorang masih harus diuji dengan ujian persatuan dan persaudaraan tanpa memandang ras, suku, dan bangsa. Dan persaudaraan ini akan menjadi lebih erat dengan adanya sumber mata air kehidupan sebagai berikut:
1. Sirami dengan mata Air Cinta dan Kasih sayang
Kasih sayang merupakan fitrah dalam jiwa setiap manusia, siapa pun memilikinya sungguh memiliki segenap kebaikan dan siapa pun yang kehilangannya sungguh ditimpa sebuah kerugian. Taman persaudaraan ini hanya akan subur oleh ketulusan cinta, bukan sikap basa basi dan kemunafikan. Taman ini hanya akan hidup oleh kejujuran dan bukan sikap selalu membenarkan. Ia akan tumbuh berkembang oleh suasana nasehat menasehati dan bukan sikap tidak peduli, ia akan bersemi oleh sikap saling menghargai bukan sikap saling menjatuhkan.
2. Sinari dengan cahaya dan petunjuk jalan
Bunga-bunga tamannya hanya akan mekar merekah oleh sinar mentari petunjuk-Nya dan akan layu karena tertutup oleh cahaya-Nya. Maka bukalah pintu hatimu agar tidak tertutup oleh sifat kesombongan, rasa kagum diri dan penyakit merasa cukup. Hanya dengan cahaya, kegelapan akan tersibak dan kepekatan akan memudar hingga tampak jelas kebenaran dari kesalahan.
3. Bersihkan dengan sikap lapang dada
Serendahnya nilai cinta kasih adalah kelapangan dada dan maksimalnya adalah itsar (mementingkan orang lain dari diri sendiri) demikian kata Hasan Al Bana. Kelapangan dada adalah modal kita dalam menyuburkan taman ini, sebab kita akan berhadapan dengan beragam tipe dan karakter orang. “Tidak sempurna keimanan seorang hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya semdiri”. (HR. Bukhari Muslim)
[Mrf]