Peneliti Muda Ini Ungkap Fakta Bunuh Diri Pada Anak Usia Sekolah

Ada yang karena dilarang bermain, dituduh mencuri uang Rp 20.000, masalah keluarga, dimarahi karena nilai ujian jelek.

Peneliti Muda Ini Ungkap Fakta Bunuh Diri Pada Anak Usia Sekolah
Peserta LPSN bersama guru pendampingnya (ditpsmp)

MONDAYREVIEW.COM - Lagu “Jangan Menyerah” kerap diperdengarkan oleh 3 peneliti dalam upaya preventif penanggulangan tindakan bunuh diri pada usia anak melalui gerakan cinta hidup. Bukan tanpa alasan gerakan cinta hidup disosialisasikan pada anak-anak. Dikarenakan dari data yang dikumpulkan Ayu Rosyana, Iwan Kurniawan, Khoirur Rochman terdapat 17 anak usia yang sekolah yang melakukan bunuh diri.

Menghadapi sejumlah fakta empirik tersebut tiga peneliti dari SMP Negeri 3 Candimulyo ini melakukan upaya preventif melalui sosialisasi gerakan cinta hidup. Langkah kerjanya yakni pertama melakukan sosialisasi dengan mengucapkan salam, selanjutnya menyampaikan maksud dan tujuan sosialisasi cinta hidup. Ditampilkan power point, yang isinya kesadaran bahwa hidup adalah masalah, hidup adalah selalu mencari jalan keluar dan hidup adalah anugerah. Diputarkan video yang mengajak tetap sabar dan bersyukur dalam menerima kenyataan hidup.

Langkah kedua sosialisasi yakni melakukan yel-yel. Yel-yel diucapkan bersama-sama untuk memberikan semangat dan dalam proses sosialisasi menjadi suasana senang. Langkah ketiga yakni melalui stiker gerakan cinta hidup. Langkah keempat yakni bernyanyi dengan diputarkan musik dan lirik lagu dengan judul “Jangan Menyerah” dari D’Masiv.

Sosialisasi gerakan cinta hidup dilakukan di sejumlah sekolah seperti SD Negeri Trenten 1, SD Negeri Trenten 2, Madrasah Ibtida’iyah Trenten 1, Madrasah Ibtid’iyah Trenten 2, SMP Negeri 3 Candimulyo.

“Adik-adik merasa ceria. Tidak bosan. Mereka merasa bergembira dan ceria,” urai Ayu Rosyana mengisahkan nuansa sosialisasi gerakan cinta hidup di sejumlah sekolah.

Ada pun ide dasar dari penelitian ini merupakan bentuk kepedulian terhadap fenomena yang memprihatinkan tersebut.

“Ide dasar dari kami. Karena kami kasihan anak-anak kok sudah bisa melakukan bunuh diri,” kata Khoirur Rochman seperti dilansir situs ditpsmp.

Penyebab anak-anak usia sekolah yang diteliti melakukan bunuh diri pun beragam. Ada yang karena dilarang bermain, dituduh mencuri uang Rp 20.000, masalah keluarga, dimarahi karena nilai ujian jelek.