Peneliti Indopol: Sudah Saatnya Yang Muda di Bursa Capres 2024

MONITORDAY.COM - Peneliti Indopol Survey, Verdy Firmantoro menilai pemimpin muda sudah saatnya tampil mengawal perubahan di Republik ini. Bukan hanya sekedar menjadi objek, tapi subjek politik.
Persoalannya terkadang semangat kepemudaan yang tampil di ruang politik belum sepenuhnya merepresentasikan kaum muda itu sendiri.
Sirkulasi politik yang masih elitis ditambah dengan aturan-aturan yang justru membuat mereka belum terkehendaki secara sistem.
"Sudah Saatnya Yang Muda Ramaikan Bursa Capres 2024," ucap Akademisi UHAMKA yang kerap disapa Verdy kepada Monitorday.com, Selasa (26/1/2021).
Menurut Verdy, jumlah penduduk kita lebih dari 60 persen adalah generasi muda. Apalagi tren di sejumlah negara, pemimpin-pemimpin muda sudah mengisi pos-pos penting dalam penentuan kebijakan.
Kanal perubahan juga bisa dilihat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat menjadi support system bagi kaum muda.
Peluang ini jelas memacu mereka agar lebih banyak tampil membawa perubahan yang signifikan.
Melihat kondisi saat ini, pemimpin masa depan tidak boleh membawa ide biasa apalagi hanya sekedar seremonial semata untuk memastikan roda demokrasi kepemimpinan tetap berjalan.
Memimpin negeri dengan 230 juta lebih manusia ujar Verdy, butuh pemimpin yang tidak hanya blusukan atau pencitraan saja. Apalagi memandang kritikan atau usulan sebagai pengganggu, justru pemimpin negara butuh jiwa negarawan, tak jarang telinga perlu dibuka lebar-lebar dan hati pun legowo, hentikan narasi yang menakut-nakuti publik demi menjaga marwah.
Marwah kepemimpinan justru diraih ketika segalanya berjalan alamiah bukan buatan apalagi settingan.
"Jadilah pemimpin yang apa adanya, bukan ada apanya karena publik tidak hanya melihat kapasitas dan integritas. Keduanya sifatnya wajib, integritas tanpa kapasitas juga tidak cukup. Begitupun sebaliknya," tambah Verdy.
Tapi pemimpin yang melayani dapat menginspirasi masyarakatnya berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan yang mengarah kepada pencapaian tujuan bersama.
Selain nilai kepemimpinan di atas, seorang pemimpin yang didambakan juga harus memiliki etika moral yang baik dan bijaksana untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan amanah kekuasaan yang diembannya.
Verdy kemudian mencontohkan penguasa muda Andalusia (saat ini Spanyol) yakni Abdurrahman An Nashir yang diangkat menjadi kholifah saat berumur 21 tahun.
Pada masanya Andalusia mencapai puncak kejayaannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya
Namun tak jarang ada ujaran sinis, Indonesia begitu besar dengan deretan pulau, ragam budaya dan agama. Apakah mungkin anak muda bisa berpeluang? jawabannya bisa, kenapa tidak.
Oleh karena itu, sudah saatnya Republik ini memberi jalan untuk para pemimpin muda untuk berkontribusi bagi bangsanya.