Pendidikan Karakter Melalui Media Wayang

Kepala Dinas Dikbud Kota Magelang Agus Sujito dalam keterangan tertulis di Magelang, Jumat, menilai pemilihan media wayang kulit sebagai bahan pembelajaran pendidikan karakter sebagai tepat.

Pendidikan Karakter Melalui Media Wayang
Sumber gambar: antaranews.com

MONDAYREVIEW.COM – Pendidikan karakter merupakan amanat undang-undang sistem pendidikan nasional. Pendidikan karakter sudah banyak dibahas dan diseminarkan baik secara teoritik maupun praktis. Banyak buku yang beredar juga mengenai pendidikan karakter. Pendidikan karakter ditanamkan melalui pelajaran intra kurikuler seperti pelajaran agama dan PKn, maupun melalui kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka dan paskibra. Pendidikan karakter diperlukan guna membentuk kepribadian yang tidak hanya cerdas namun juga bermoral. Hal ini karena seringkali moralitas tidak berbanding lurus dengan intelegensia.

Pendidikan karakter sudah tidak perlu lagi dibahas secara teoritis, namun harus diwujudkan dalam pendidikan sehari-hari. Untuk mewujudkannya diperlukan media yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai pendidikan karakter. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Jawa Tengah menyelenggarakan sosialisasi kepada guru taman kanak-kanak (TK) di daerah itu tentang media wayang kulit sebagai bahan pembelajaran pendidikan karakter anak didik.

Kepala Dinas Dikbud Kota Magelang Agus Sujito dalam keterangan tertulis di Magelang, Jumat, menilai pemilihan media wayang kulit sebagai bahan pembelajaran pendidikan karakter sebagai tepat. Ia juga mengemukakan para tokoh pewayangan memiliki nilai-nilai positif yang tepat untuk disampaikan kepada anak didik dalam pembentukan pribadi yang berkarakter baik. Ia mengharapkan para guru TK mengetahui dengan baik tokoh pewayangan dengan karakter masing-masing.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Dinas Dikbud Kota Magelang itu, bertajuk "Seni Pertunjukan Wayang Digitalisasi untuk Pendidikan Karakter Anak Usia Dini", sedangkan peserta berjumlah 68 guru TK dan pemberi materi berasal dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ia mengatakan pembuatan wayang bisa menggunakan berbagai bahan secara kreatif sehingga relatif tidak sulit. Ia menjelaskan dengan mengenalkan wayang kepada peserta didik usia dini, para guru juga telah berperan melestarikan kebudayaan lokal itu.

Di samping itu, katanya, media wayang kulit dianggap menarik sehingga menghindari siswa dari kejenuhan. Ia mengatakan dalam setiap pergelaran, dalang bisa menyisipkan nilai-nilai dan muatan pendidikan moral melalui lakon yang dimainkan. Materi itu disesuaikan dengan tingkat pendidikan siswa.

Ia mencontohkan karakter dalam cerita pewayangan asli Indonesia yang terkenal adalah Punakawan yang terdiri atas empat tokoh, yakni Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Dari Semar misalnya bisa diambil pelajaran bahwa seseorang harus tetap rendah hati, jujur, dan bijaksana. Rasa peduli Semar terhadap yang diabdinya sangatlah tinggi.

Selain pendidikan karakter, media wayang juga bermanfaat guna mengenalkan peserta didik untuk mengenal budaya tradisional yang mulai ditinggalkan oleh generasi saat ini. Karakter wayang juga merupakan media penyebaran agama Islam yang membuat agama Islam diterima oleh masyarakat. Generasi muda yang mengenal budaya merupakan hal yang diharapkan untuk kemajuan bangsa. Berkarakter dan berbudaya merupakan dua hal positif yang mesti ditanamkan untuk generasi penerus bangsa.