Menuju Kuadran I
Khalayak terkejut dengan wabah yang tetiba datang lantas meluas. Shock alias terkejut. Jangankan masyarakat awam para ahli pun masih meraba-raba bagaimana melawan pandemi ini. Banyak yang merasa serba salah untuk melangkah. Masyarakat terjebak dalam dilema antara pertimbangan kesehatan dengan kepentingan mencari nafkah, beribadah, dan sekolah. Juga aktivitas sosial lainnya.

MONDAYREVIEW.COM – Khalayak terkejut dengan wabah yang tetiba datang lantas meluas. Shock alias terkejut. Jangankan masyarakat awam para ahli pun masih meraba-raba bagaimana melawan pandemi ini. Banyak yang merasa serba salah untuk melangkah. Masyarakat terjebak dalam dilema antara pertimbangan kesehatan dengan kepentingan mencari nafkah, beribadah, dan sekolah. Juga aktivitas sosial lainnya.
Tak jarang berbagai fihak saling menyalahkan dan banyak perdebatan berakhir tanpa solusi. Namun banyak pula inisiatif dan langka efektif yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan yang terbukti mampu memberikan dampak yang luar biasa dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. Baik dari kalangan Pemerintah, swasta, komunitas, lembaga non-pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya.
Peran dan kerja nyata banyak fihak itu sangat berarti dan patut untuk terus disuarakan. Sehingga energi positip untuk bangkit dari keterpurukan dan menata hidup dengan cara baru dapat dimulai. Walaupun terkadang ada langkah yang harus diperbaiki karena kurangnya informasi tentang ‘musuh’ atau lawan yang dihadapi. Meski sebagian orang belum sepenuhnya percaya bahwa Covid-19 benar-benar baru dan dunia medis pun masih terus mengembangkan pengetahuannya untuk menghadapi virus SARS-nCov2 ini.
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetExists($offset) should either be compatible with ArrayAccess::offsetExists(mixed $offset): bool, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 189
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetGet($offset) should either be compatible with ArrayAccess::offsetGet(mixed $offset): mixed, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 203
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetSet($offset, $value) should either be compatible with ArrayAccess::offsetSet(mixed $offset, mixed $value): void, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 251
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetUnset($offset) should either be compatible with ArrayAccess::offsetUnset(mixed $offset): void, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 267
A PHP Error was encountered
Severity: 8192
Message: Creation of dynamic property CI_DB_mysqli_driver::$failover is deprecated
Filename: database/DB_driver.php
Line Number: 371
Backtrace:
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/config/config.php
Line: 338
Function: DB
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/index.php
Line: 325
Function: require_once
An uncaught Exception was encountered
Type: mysqli_sql_exception
Message: Got error 'empty (sub)expression' from regexp
Filename: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/system/database/drivers/mysqli/mysqli_driver.php
Line Number: 307
Backtrace:
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/models/Post_model.php
Line: 57
Function: query
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/controllers/Home_controller.php
Line: 139
Function: get_baca_juga
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/index.php
Line: 325
Function: require_once
Pemerintah tentu menjadi salah satu fihak yang paling bertanggung jawab dalam konteks strategi negara menghadapi pandemi ini. Disamping porsi amanah konstitusi yang sangat besar pada penyelenggara negara juga kuasa atas sumber daya yang besar ada di tangan Pemerintah. Di sisi lain masyarakat pun mau tidak mau harus menjadi aktor utama dalam melindungi dan mempersenjatai dirinya sendiri dalam menghadapi pandemi ini.
Masyarakat yang Shock
Agaknya masyarakat harus siap dengan keterkejutan-keterkejutan baru. Per Minggu (6/7/2020) saja angka peningkatan kasus terkonfirmasi positip secara nasional tak kurang dari 1.600 orang dalam 24 jam terakhir. Bagai marathon panjang yang melelahkan dengan banyak tanjakan dan tikungan baru menghadang langkah.
Terkejut atas sesuatu yang tak terduga tentu wajar. Yang luar biasa adalah menganggap ancaman nyata sebagai hal yang biasa dan dihadapi dengan cara biasa. Itulah yang membuat Presiden Joko Widodo naik pitam. Para Menteri seperti cari aman dan tidak mengambil langkah terobosan sementara rakyat sedang mempertaruhkan nyawa. Ini situasi extraordinary. Butuh pemimpin yang mampu mengawal eksekusi program.
Salah satu kenyataan yang harus dicermati adalah kondisi masyarakat dengan tatanan yang dianut dan cara pandangnya selama ini. Antropolog Dr Kartini Sjharir mengatakan masyarakat mengalami shock akibat perubahan-perubahan perilaku sosial budaya yang harus dilakukan untuk beradaptasi dengan normal baru dalam pandemi COVID-19.
Masyarakat harus berhadapan dengan berbagai istilah dan perilaku baru akibat pandemi, seperti social distancing atau menjaga jarak yang tidak dikenal di Indonesia sebelumnya. Hal itu karena masyarakat dalam perilaku sehari-hari sebelum pandemi tidak melakukan itu, dengan kebiasaan seperti berjabat tangan dan mencium pipi dijadikan sebagai bentuk salam. Demikian menurut Kartini.
Antropolog itu juga menggaris bawahi bahwa masyarakat harus menjaga jarak fisik dan melakukan salam tidak boleh dengan bersentuhan. Meski hal itu adalah sesuatu yang diwajibkan saat ini, tapi tidak mudah untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru itu. Terutama kalau itu sudah sampai ke akar rumput, ke daerah-daerah. Di mana mengenai masalah COVID-19 ini tidak terlalu banyak dipahami oleh masyarakat.
Semua negara kini tengah melakukan eksperimen perilaku akibat pandemi. Beberapa negara mengadaptasi dengan lebih cepat, seperti Jepang yang warganya sudah lebih terbiasa memakai masker dan memiliki pola hidup bersih.
Indonesia termasuk dalam negara yang harus mulai membiasakan diri untuk melakukan berbagai protokol kesehatan untuk menjaga diri dari COVID-19. Adaptasi itu bukannya tidak mungkin tapi malah sangat memungkinkan meski membutuhkan sedikit waktu.
Riset CSIS tentang Indeks Kesehatan dan Indeks Ekonomi
Setiap daerah tentu memiliki tantangannya sendiri. Meski demikian daerah yang satu harus belajar dari daerah yang lain dalam menghadapi pandemi. Hasil riset "Centre for Strategic and International Studies (CSIS)" bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi terbaik untuk kegiatan ekonomi dan penanganan selama pandemi COVID-19.
Dalam studi CSIS mengenai kondisi indeks ekonomi dan indeks kesehatan memotret belasan provinsi di Indonesia, berada pada kondisi dimana kesehatan membaik, dan ekonomi membaik dimana pemberdayaan IKM/UMKM di tengah pandemi COVID-19 harus tetap didorong. Selain itu, penerapan protokol kesehatan juga dijalankan di seluruh sektor, terutama sektor pariwisata.
Provinsi di Indonesia yang masuk dalam kuadran I, di mana kondisi kesehatannya membaik dan ekonomi membaik adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Banten, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Jawa Barat, Bengkulu, Sulawesi Barat, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Gorontalo, Kalimantan Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sejumlah provinsi lainnya.
Riset tersebut dapat menjadi salah satu acuan terkait perkembangan ekonomi dan penyebaran COVID-19 pada provinsi-provinsi di Indonesia. Pemetaan dilakukan dengan membagi daerah-daerah tersebut dalam empat kuadran, berdasarkan dua variabel utama, yaitu kegiatan ekonomi dan intensitas penyebaran COVID-19.
Kuadran I yang merupakan kuadran terbaik adalah provinsi dengan, kesehatan membaik dan ekonomi membaik. Kuadran II, provinsi dengan ekonomi membaik, kesehatan memburuk. Kuadran III, provinsi dengan ekonomi memburuk, kesehatan memburuk. Kuadran IV, provinsi dengan ekonomi, memburuk kesehatan membaik.
Pendek kata, Pemerintah dan masyarakat harus saling bahu-membahu. Pandemi ini adalah musuh bersama yang harus dihadapi dengan inisiatif semua fihak tanpa harus menunggu. Arahnya jelas bukan untuk kepentingan politik dan mencari popularitas namun untuk menyelamatkan masa depan bersama dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat. Masing-masing tentu akan tergerak untuk melangkah sesuai kemampuan dan tanggung jawab yang diembannya.