Pemerintah Harus Lakukan Hal Ini untuk Tekan Harga Bawang Putih
Harga bawang putih di pasaran selalu mengalami fluktuasi yang ekstrim. Di Kupang, harga bawang putih melonjak tajam

MONDAYREVIEW.COM- Anggota Komisi IV DPR RI, Sulaiman Hamzah mengatakan fluktuasi harga bawang putih yang sangat ekstrim di Indonesia disebabkan masih tingginya ketergantungan Indonesia terhadap impor. Hamzah mengungkapkan hampir 95% bawang putih Indonesia merupakan impor dan sebagian besar dari Tiongkok.
Menurtutnya untuk mengurangi ketergantungan impor bawang putih pemerintah harus membuat kebijakan yang stretegis. Yakni dengan menciptakan kemampuan produksi bawang putih sebesar-besarnya untuk memenuhi permintaan pasar.
“Semua kuncinya ada di produksi. Kalau ketergantungan terhadap impor, juga gak baik,” ucapnya.
Bagi politikus Partai NasDem ini bawang putih memiliki karakteristik khusus. Tanaman sub tropis ini sangat sulit untuk tumbuh di negara tropis seperti Indonesia. Oleh karena itu, untuk menggenjot produktifitas bawang putih dalam negeri dibutuhkan inovasi dalam bidang pertanian.
“Inovasi ini untuk membuat bawang putih bisa tumbuh subur dan berbuah di tanah-tanah tropis. Pengembangan produk pertanian ini bisa menjadi jawaban terhadap rendahnya produktifitas bawang putih dalam negeri,” cetus Sulaiman.
Inovasi pertanian berdampak pada kelangsungan perdagangan komoditas dalam negeri. Bagi Sulaiman, surplus bawang putih saja sudah sangat bagus, apalagi kalau bisa ekspor.
Berkaca dari Tiongkok, inovasi di bidang pertanian di negara itu telah berhasil mendongkrak ekpor buah dan produk holtikultura lain hingga bisa ekspor dengan harga yang kompetitif. Untuk itu, tugas pemerintah, menurutnya, harus menekan impor agar dapat menumbuhkan produktifitas bawang putih dalam negeri.
“Harga bawang putih impor yang terlampau murah akan berdampak buruk bagi petani. Akhirnya kan petani malah buat tanam bawang putih,” Demikian Sulaiman Hamzah.
Seperti diberitakan harga bawang putih di pasaran selalu mengalami fluktuasi yang ekstrim. Di Kupang, harga bawang putih melonjak tajam dengan harga eceran tertinggi Rp 80.000 per kg. Harga tersebut naik hampir dua kali lipat dari harga jual bawang putih pada bulan Mei yakni Rp 50.000. Di Jakarta sendiri, harga bawang putih berkisar Rp 60.000 – Rp. 65.000 per kg. Harga tersebut masih lebih tinggi dari harga acuan tertinggi Kementerian Perdagangan, yakni Rp 38.000.
Persoalan fluktuasi ekstrim ini dipicu oleh permintaan yang lebih besar dari pada ketersediaan bawang putih di pasaran, apalagi di bulan Ramadan. Lonjakan harga ini juga diperparah ulah para kartel bawang putih yang sering memainkan harga dengan mengatur suplai ke pasaran agar harganya melonjak.
Persoalan produksi bawang putih dalam negeri juga jadi faktor lain. Saat ini produksi bawang putih dalam negeri hanya sebesar 20.295 ton, jauh dari kebutuhan konsumen yang mencapai lebih dari 400 ribu ton per tahun.