Dollar Melemah, Giliran Emas Menguat

Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Jika yang satu naik maka yang lain akan turun. Dollar lebih fluktuatif, namun emas selalu merespon setiap pelemahan Dollar AS. Ketika dolar AS turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

MONDAYREVIEW.COM- Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Jika yang satu naik maka yang lain akan turun. Dollar lebih fluktuatif, namun emas selalu merespon setiap pelemahan Dollar AS. Ketika dolar AS turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Indeks dolar AS yang memiliki kode USDX atau DXY dapat didefinisikan sebagai sebuah indeks yang mencerminkan serta mengukur nilai dan kekuatan mata uang dolar AS terhadap beberapa mata uang mayor lainnya seperti mata uang euro, yen, pound sterling, dolar Kanada, Franc Swiss, dan krona Swedia.

Di samping itu, indeks dolar AS ini dipantau secara berkelanjutan oleh bank sentral AS dan sebagian besar pelaku pasar. Adanya kenaikan pada indeks dolar AS mengindikasikan bahwa mata uang negara Amerika Serikat ini cenderung lebih kuat daripada beberapa mata uang lainnya.

Sementara itu, mengingat harga emas dunia diperdagangkan dalam mata uang dolar AS, maka apabila indeks dolar AS melemah, ada anggapan luas bahwa harga emas akan meningkat. Demikian pula sebaliknya.

Seperti yang bisa kita lihat dari gambar di bawah ini, ketika indeks dolar AS mengalami penguatan yang sangat signifikan pada bulan Juni lalu, harga emas diperdagangkan turun dan berada di level harga rendah.

Ini yang terlihat ketika emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak kembali pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) ini. Apa sebab? Pada saat yang hampir bersamaan nilai Dollar AS sedang tertekan.   

Penyebab melemahnya Dollar dipicu oleh banyak faktor. Namun kali ini diperkirakan oleh para pengamat disebabkan oleh indikator ekonomi AS yang kurang menguntungkan. Data pekerjaan Amerika Serikat (AS)  yang lemah menyeret dolar dan ekuitas AS jatuh, yang pada gilirannya mendorong harga logam mulia lebih tinggi.

Jebloknya data ketenagakerjaan menekan indeks-indeks di Wall Street dan dolar AS pada Jumat (8/3). Situasi ini  mendorong permintaan terhadap aset-aset safe haven seperti emas.

Ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat-tempat investasi yang dinilai lebih aman. Kontrak emas paling aktif naik tajam sebesar 13,20 dolar AS atau 1,03 persen. Sehingga emas dapat dikatakan stabil pada 1.299,30 dolar AS per ounce untuk pengiriman April.  

Dukungan tambahan datang dari penurunan indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS turun secara signifikan ke sekitar 97,3 pada Jumat (8/3).