Belajar Dari Rumah (BDR) dan Kecakapan Hidup
Peran orangtua sebagai pendidik sangat diperlukan di masa kebiasaan baru era pandemi. Mau tidak mau atau suka tidak suka orang tua harus belajar dan berperan sebagai guru. Tanpa menafikan peran para guru yang tengah berjibaku dengan dengan tuntutan baru untuk mengelola proses pendidikan khususnya pembelajaran dari rumah.

MONDAYREVIEW.COM – Peran orangtua sebagai pendidik sangat diperlukan di masa kebiasaan baru era pandemi. Mau tidak mau atau suka tidak suka orang tua harus belajar dan berperan sebagai guru. Tanpa menafikan peran para guru yang tengah berjibaku dengan dengan tuntutan baru untuk mengelola proses pendidikan khususnya pembelajaran dari rumah.
Istilah Belajar dari Rumah (BDR) mulai lebih sering didengar dibanding Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dasar hukumnya jelas yakni Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Berikut adalah peran para peserta didik untuk turut mempersiapkan belajar dari rumah mengutip buku pedoman BDR Kemendikbud, yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran (buku, alat tulis, dan media lainnya), memastikan peserta didik dapat berkomunikasi dengan lancar bersama guru, meng ajak orang tua untuk mendukung proses pembelajaran, menyiapkan tempat di rumah yang cukup nyaman untuk belajar, aktif dalam diskusi dengan guru.
Peserta didik juga berperan dalam menyelesaikan tugas dari guru, mengajak diskusi orang tua, mengumpulkan tugas dan foto pembelajaran (jika ada), menyampaikan ke guru atau orang tua jika ada kesulitan saat kegiatan belajar, dan menuliskan rencana kegiatan sesudah belajar serta memahami jadwal pembelajaran serta tujuan pembelajaran
Sementara itu, peran orang tua dalam mendukung peserta didik melakukan belajar dari rumah adalah menyepakati cara untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah, mendiskusikan rencana pembelajaran yang inklusif bersama guru sesuai kondisi anak didik, dan menyiapkan perangkat pembelajaran
Orang tua juga berperan untuk memastikan anak didik siap mengikuti pembelajaran, menyiapkan waktu untuk mendukung proses pembelajaran daring, mendorong anak agar aktif selama proses pembelajaran, memastikan anak mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian, mengumpulkan foto lembar aktivitas dan penugasan setiap hari,
Peran lain orang tua adalah secara aktif berdiskusi dengan guru terkait tantangan dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran daring dan memastikan tempat dan fasilitas belajar nyaman.
Pendidikan Kecakapan Hidup
Hal lain yang perlu diupayakan orangtua peserta didik adalah memberikan pendidikan kecakapan hidup. Terutama berkaitan dengan kebiasaan baru di masa pandemi. Anak-anak atau peserta didik memiliki waktu dan kesempatan yang cukup untuk mengasah life skill.
Menurut definisi World Health Organization (WHO), life skills atau ketrampilan hidup adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif yang membuat seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif. Definisi itu adalah menurut World Health Organization (WHO).
Satu dari aspek life skill adalah Learning To Know atau Cognitive Abilities yang meliputi ketrampilan memecahkan masalah dan membuat keputusan, ketrampilan mengumpulkan informasi, ketrampilan mengevaluasi dampak pada masa depan dari keputusan yang dilakukan pada saat ini pada diri sendiri dan orang lain, ketrampilan menentukan solusi alternatif untuk sebuah masalah, dan ketrampilan melakukan analisis terhadap pengaruh nilai dan sikap diri & orang lain mengenai motivasi.
Orang tua tak dapat mengelak dari tanggung jawab untuk mendidik anaknya. Selama ini banyak orangtua menyerahkan sebagian besar proses pendidikan anak-anaknya kepada sekolah atau para guru. Padahal dalam banyak hal pembentukan karakter dan kemampuan anak dalam beradaptasi dengan berbagai tantangan sangat membutuhkan peran orang tua sebagai mitra belajar.
Life skill yang terkait dengan kecakapan kognitif juga mencakup ketrampilan berfikir kritis (critical thinking) yang meliputi ketrampilan menganalisis pengaruh sebaya dan media, ketrampilan menganalisis sikap, nilai, norma-norma sosial, dan keyakinan; dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta ketrampilan mengidentifikasi informasi yang relevan dan sumber-sumber informasi.
Anak-anak atau peserta didik menghadapi era digital yang semakin kompleks dari berbagai aspek dan pendekatan. Internet atau dunia maya menyediakan informasi apa saja. Dari sisi pengetahuan umum ada wikipedia sebagai ensiklopedia yang sangat lengkap. Hampir segala hal dapat dicari dengan cepat melalui kata kunci yang akan dioleh oleh algoritma.
Kanal-kanal Youtube menyediakan apa saja. Anak-anak dapat mencari konten pelajaran hingga berbagai tutorial menyangkut keterampilan teknis untuk memperbaiki sepeda motor atau merangkai piranti elektronik. Juga banyak hal lain yang secara jelas dan gamblang dituturkan dalam platform atau format audio visual.
Yang menjadi tantangan orang tua adalah membekali anak-aak dengan life skill untuk memilah dan memilih konten. Untuk menerapkannya dalam kehidupan nyata. Juga mengeliminasi ekses penggunaan internet terkait isu moral dan kesehatan jasmani dan ruhani. b