Pemerintah Disarankan Buat Aturan Tegas Terkait Social Distancing
Tidak adanya sanksi yang jelas apabila masyarakat tidak melakukan pembatasan interaksi sosial sehingga malah tetap berada di luar rumah atau bahkan mengunjungi tempat-tempat pariwisata.

MONITORDAY.COM - Sosiolog dari Universitas Indonesia menyarankan pemerintah membuat aturan tegas terkait pentingnya pembatasan sosial atau social distancing untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19). Hal ini dikatakan mengingat masih banyak masyarakat yang belum mempunyai kesadaran akan bahaya dari penyebaran virus tersebut.
"Harus ada regulasi, di saat yang sama ada sosialisasi untuk mendisiplinkan tentang tanggung jawab sosial. Itu yang harus ditargetkan di bangsa ini," ujar Imam, di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Jumat, (20/3).
Menurut Imam, adanya masyarakat yang tidak mematuhi imbauan pembatasan jarak sosial untuk mencegah penularan virus, dikarenakan masyarakat tidak menyadari pentingnya hal tersebut sebagai langkah pencegahan.
"Selain itu juga karena tidak adanya sanksi yang jelas apabila masyarakat tidak melakukan pembatasan interaksi sosial sehingga malah tetap berada di luar rumah atau bahkan mengunjungi tempat-tempat pariwisata," tutur dia.
Bahkan dalam kasus di Italia, telah menurunkan aparat kemanan untuk mendisiplinkan masyarakatnya yang masih berkerumun di luar ruangan saat terjadi pandemi Covid-19. Seperti diketahui Italia saat ini merupakan negara dengan tingkat penyebaran tertinggi setelah Cina.
Oleh karena itu, menurut Imam, sebelum semakin parah, harus dilakukan dari sekarang pembatasan sosial secara luas guna meminimalisir potensi penularan pandemi ini.
"Kalau kita tidak sadar juga, saya khawatir negara memaksa orang dilarang berkerumun karena tidak ada kesadaran, dan membahayakan keselamatan yang lebih besar," ucapnya.
Imam pun mengajak masyarakat untuk menyatukan visi mulai dari sekarang lawan wabah ini dengan mengindahkan himbauan pemerintah dengan tetap terus berada di rumah, dan sebisa mungkin hindari keramaian.
"Ini bukan main-main, di negara lain sudah terjadi bagaimana dahsyatnya pengaruh virus yang mewabah," tegasnya.