Tiga Skenario Pilpres 2019 Menurut Priyo Budi Santoso

Ketiga skenario memiliki resiko. Namun yang lebih baik bagi demokrasi jika ada tiga poros, karena dapat mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi.

Tiga Skenario Pilpres 2019 Menurut Priyo Budi Santoso
Wakil Ketua Bidang Politik dalam Negeri ICMI, Priyo Budi Santoso dalam diskusi bertajuk ‘Peta Politik Indoesia 2018 : Kiprah ICMI dalam tahun Politik, di Menteng, Jakarta Pusat,

MONITORDAY.COM - Wakil Ketua Bidang Politik dalam Negeri, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Priyo Budi Santoso angkat bicara terkait kemungkinan pasangan calon Presiden pada Pilpers 2019 mendatang. Priyo berpandangan bahwa dalam Pilpres yang akan datang kemungkinan akan ada tiga skenario.

“Pandangan saya, dari 17 tahun pengalaman di Parlemen, saya melihat ada tiga skenario dalam pemilihan ini,” kata Priyo dalam diskusi yang digelar ICMI, bertajuk ‘Peta Politik Indonesia 2018: Kiprah ICMI dalam tahun Politik, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018).

Menurut Priyo, skenario pertama kemungkinan ada head to head atau pertarungan antar dua kubu yang saling berlawanan. Skenario ini berarti mengulang Pilpers 2014 yang lalu, yaitu Jokowi dan Prabowo. Ini akan berdampak buruk pada demokrasi. Akan ada konflik antar kedua pendukung calon.

Skenario kedua, kata Priyo, adalah munculnya poros ketiga, sehingga menjadi tiga calon. Hal itu mungkin terjadi, karena MK sudah memutuskan dan Undang-Undang memungkinkan hal tersebut.

“Jika poros itu muncul, mungkin dimotori oleh Demokrat, PKB, dan PAN, kalau Prabowo Gerindra dan PKS juga mencalonkan,” imbuh Priyo.

Priyo juga menyebut soal kemungkinan ketiga, yaitu adanya calon tunggal. Ini disebabkan karena adanya aturan 20% kursi parlemen dan 25% suara sah nasional, yang memungkinkan calon lain tidak memenuhi syarat tersebut.

“Kenapa mungkin? karena siapa tahu nanti pak Prabowo, Pak Jokowi satu meja dan jadilah mereka berdua calon, misalnya. Sehingga yang lainnya yaudah ngikut aja,” papar mantan anggota DPR Fraksi Golkar ini.

Menurut Priyo, ketiga skenario tersebut masing-masing mempunyai resiko. Namun yang lebih baik bagi demokrasi menurut Priyo adalah jika adanya poros ketiga, atau tiga calon. Karena akan dapat mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi.

[Mrf]