Panglima TNI: Umat Islam Tak Mungkin Umbar Kebencian dan Adu Domba

kemerdekaan NKRI adalah peran seluruh rakyat Indonesia bukan TNI. Sedangkan, TNI lahir setelah kemedekaan.

Panglima TNI: Umat Islam Tak Mungkin Umbar Kebencian dan Adu Domba
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM –  Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan pribadi umat muslim adalah saat berbicara selalu memberikan kesejukan dan kedamaian. Gatot mengingatkan kalau ada orang yang memakai simbol pemuka agama dan mengaku ulama tetapi omongannya memecah belah bangsa, itu pasti bukan Islam dari Indonesia atau orang Indonesia yang dididik di luar negeri. 

"Seorang mukmin tidak mungkin mengumbar kebencian dan adu domba," katanya saat buka bersama 4 ribu prajurit TNI, tokoh agama, masyarakat  dan 1.000 anak yatim di Islamic Center Tarakan Kampung Empat, Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (18/6) malam. 

Pada acara tersebut turut hadir KSAD, KSAD, KSAU, segenap Asisten Panglima TNI, Pangdam VI/Mlw, Pangarmatim, Danlantamal Tarakan, Kapolda dan Gubernur Kaltara.

Gatot kembali mengingatkan kepada umat Islam untuk berhati-hati kepada pihak yang ingin memecahbelah kesatuan bangsa, Bhinneka Tunggal  Ika dan Pancasila walaupun mereka berpakaian ulama. “Jangan diikuti karena dia pasti bukan ulama,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut Gatot mengatakan bahwa Pancasila merupakan hadiah umat muslim dan agama lainnya kepada Indonesia. Sehingga kemerdekaan merupakan hasil dari perjuangan bersama.

“Jadi kalau ada yang berusaha memecah belah bangsa jangan diikuti," katanya dengan kembali mengingatkan.

Lebih lanjut Ia mengungkapkan berdasarkan sejarah perjuangan kemerdekaan NKRI adalah peran seluruh rakyat Indonesia bukan TNI. Sedangkan, TNI lahir setelah kemedekaan.

Menurut Gatot kemerdekaan yang diraih bangsa ini merupakan buah dari persatuan dari seluruh anak bangsa. Sebelumnya perjuangan rakyat yang beratus-ratus tahun lamanya tidak membuahkan hasil karena masih bersifat kedaerahan.

“Para pejuang, tokoh agama dan pemuda menyadari hal itu, maka muncul rasa persatuan dan kesatuan dalam perjuangan hingga lahir Sumpah Pemuda tahun 1928. Hanya butuh 17 tahun kemerdekaan bisa direbut,” paparnya.

“Berkat gotong royong yang dipelopori oleh para pahlawan, ulama dan santrinya serta rakyat sehingga dapat merebut kemerdekaan dengan senjata apa adanya,"imbuhnya.