Pandemi di India, Malaysia, Singapura dan Brazil

Pandemi di India, Malaysia, Singapura dan Brazil
Jalanan yang sepi di Malaysia selama pembatasan mobilitas/ straitstimes

MONITORDAY.COM - Serangan pandemi seperti gelombang yang menghempas. Merata dan puncak gelombangnya bergantian dari benua satu ke benua lainnya. Setelah Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia Selatan hingga ke Asia Tenggara.  Kini Indonesia sedang berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan. 

Lonjakan kasus Covid hingga 381% menunjukkan Indonesia mengalami serangan gelombang kedua yang lebih parah dari sebelumnya. Peningkatan kasus puncak kedua juga terlihat dari jumlah kasus Covid-19 mingguan. Di puncak pertama, kasus Corona tercatat sebanyak 89.902 kasus, sementara di puncak kedua, jumlah kasus Covid-19 mingguan mencapai 125.396. 

Kondisi beberapa negara dapat menjadi referensi dalam bersikap dan mengambil keputusan. Seperti yang terjadi di India, Malaysia, Singapura, dan Brazil. Malaysia dan Singapura adalah tetangga terdekat kita dengan kondisi yang berbeda. Sementara Brazil dan India sama-sama negara berpenduduk besar yang mengalami badai Covid. India berhasil melandaikan lonjakan kasus, sebaliknya dengan Brazil.  

Inilah beberapa catatan penting terkait gelombang pandemi, langkah yang diambil, dan kondisi umum beberapa negara tersebut.  

Pertama, India yang sudah mulai melandai. Salah satunya dengan lockdown. Menurut WHO, pembatasan pergerakan sosial dan kebijakan kesehatan publik (PHSM) bekerja secara efektif bahkan dalam konteks varian yang sangat menular. Dengan menggunakan PHSM, India dapat dengan cepat mengendalikan penularan dari 290 infeksi per 100 ribu penduduk setiap minggu pada awal Mei hingga menjadi kurang dari 30 kasus per 100 ribu penduduk pada 21 Juni. 

India adalah negara besar dengan populasi lebih dari 1,3 Milyar jiwa. India juga negara produsen vaksin. Negara ini pernah lalai karena mengira mereka telah mencapai kekebalan komunal di awal tahun 2021. Dalam waktu singkat India mengalami lonjakan kasus yang membuat mereka kewalahan. Negara bagian Kerala menjadi negara yang paling terkendali karena kehati-hatiannya. 

Kedua, Malaysia yang melanjutkan lockdown karena kasus yang masih tinggi dengan penularan 6.437 kasus dan kematian 107 kasus. Begitu angka di India mulai melandai Malaysia justru menuju puncaknya. Malaysia dengan populasi sekira 32 juta jiwa adalah negara yang relatif sejahtera dengan fasilitas kesehatan yang memadai. Meski begitu negeri jiran ini tetap kewalahan.  

Ketiga, Singapura yang mencatat kasus baru hanya 14 per 29 Juni 2021 menjadi negara yang paling stabil dan siap. Negeri Singa ini mulai merencanakan skenario untuk hidup bersama Covid yang dipandang akan menjadi penyakit endemik di masa yang akan datang. Singapura adalah negara kecil dengan penduduk hanya 5,7 juta jiwa. Sangat sejahtera, mampu membeli vaksin termahal, dan paling siap dengan fasilitas kesehatannya.  

Keempat, Brazil yang telah mengalami lonjakan kasus hingga menewaskan lebih dari 516 ribu warganya menghadapi kondisi yang pelik. Termasuk penangguhan kesepakatan pembelian 20 juta dosis vaksin dari India.  Brazil negara besar dengan populasi 211 juta jiwa. Letaknya juga berada di katulistiwa. 

Dapat dibayangkan betapa sulitnya keadaan Brazil saat menghadapi pandemi. Angka penularan dan kematian harian yang tinggi berlangsung berbulan-bulan. Dan belum ada tanda-tanda akan mereda. 

Kita tentu berharap Indonesia akan segera pulih dari pandemi ini. Dengan kebijakan yang tepat oleh Pemerintah dan kesadaran dan kepatuhan publik.