Nilai dan Sejarah Trofi Piala Dunia
Desain trofi Piala Dunia saat ini dipilih dari hasil sayembara seluruh seniman dunia dan ditaksir nilainya USD 20 juta.

Presiden FIFA Gianni Infentino berpendapat trofi Piala Dunia adalah objek mistis yang disukai orang di seluruh dunia. Dalam perhelatan Piala Dunia, trofi Piala Dunia memang memiliki daya tarik tersendiri, karena terbuat dari emas, bentuknya yang menarik, juga memiliki sejarah yang panjang.
Tak heran jika sebelum putaran final berlangsung, trofi Piala Dunia terlebih dahulu dipamerkan di berbagai negara untuk menjaring minat terhadap pergelaran Piala Dunia. Dan disetiap negara yang disinggahi, selalu menunjukkan antusias rakyatnya yang tinggi terhadap trofi ini. Semua bangsa di dunia mengakui keindahan dan keanggunan bentuk dari trofi Piala Dunia saat ini.
Sejarahnya, trofi Piala Dunia saat ini berasal saat FIFA membuat sayembara untuk para seniman di seluruh dunia agar membuat desain trofi Piala Dunia terbaru yang akan di pakai pada Piala Dunia 1974 di Jerman Barat. Dari 53 desain yang ada, akhirnya FIFA memilih rancangan seniman asal Itali, Silvio Gazzaniga sebagai trofi baru Piala Dunia yang dipakai hingga saat ini.
FIFA menganggap trofi rancangan Gazzaniga ini lebih sederhana dan menggambarkan semangat dari Piala Dunia. Bentuknya mengumpamakan sebagai sebuah guratan-guratan yang muncul dari dasar trofi menanjak naik menyerupai bentuk spiral lalu membentang untuk menahan dunia. Kemudian dari bentuknya yang dinamis itu muncul dua figur atlet yang sedang menghayati kemenangan.
Trofi kemudian diproduksi oleh perusahaan pembuat trofi dan medali dari Itali, GDE Bertoni. Dengan ukuran, tinggi 14,5 inci atau 36,5 cm, dan berat 13,5 pon atau 6,1 kg. Bahannya berasal dari emas padat 18 karat dengan porsi 75 persen dan perunggu mulia 25 persen. Ditaksir harga trofi Piala Dunia ini senilai USD 20 juta atau sekitar Rp 280 miliar.
Sesuai aturan FIFA, trofi Piala Dunia hanya bisa dibawa oleh pemenang beberapa saat saja kemudian harus dikembalikan lagi ke FIFA. Pemenang hanya akan mendapatkan replika dari trofi Piala Dunia yang berlapis emas, bukan emas padat seperti trofi aslinya. Nama pemenang kemudian diabadikan di bagian bawah trofi.
Sedangkan trofi pertama Piala Dunia saat pertama kali di gelar pada tahun 1930 di Uruguay, bernama Victory, tetapi publik mengenal dengan nama World Cup. Pada tahun 1946, trofi ini berganti nama menjadi Jules Rimet Cup, mengadopsi nama Presiden FIFA era 1921 hingga 1954 asal Perancis, Jules Rimet yang sangat berjasa dalam mengembangkan turnamen sepak bola Piala Dunia.
Trofi Jules Rimet terbuat dari perak murni berlapis emas, dengan tinggi 35 cm dan berat 3,8 kg. Desain trofi ini dibuat oleh seorang seniman asal Perancis bernama, Abel Lafteur. Bentuknya terilhami dewi kemenangan Yunani, Nike. Sehingga mengumpamakannya seperti seorang dewi yang memiliki sayap dan sedang memanggul sebuah cawan.
Pada awal-awal konsepsi turnamen Piala Dunia, FIFA sudah memutuskan akan menyerahkan trofi Jules Rimet selamanya kepada negara yang berhasil menjuarai tiga kali turnamen akbar tersebut. Hal itu kemudian terwujud pada Piala Dunia 1970 di Meksiko, setelah Brazil mengalahkan Italia 4-1 di partai puncak dan menjadi juara dunia tiga kali pada tahun 1958, 1962 dan 1970. Akhirnya trofi Jules Rimet jatuh ke tangan Brazil selamanya dan diganti dengan trofi Piala Dunia saat ini.